"Tidak tahu (letak jatuhnya meteor), tapi biasanya sudah habis (terkena atmosfer). Kalau itu meteor, biasanya habis, jarang yang sampai di bumi," papar Warjono.
Baca juga: Warga Kota Yogyakarta Bayar Denda Buang Sampah Pakai Uang Koin Tabungannya
Menurutnya, meteor atau yang dikenal juga dengan sebutan bintang jatuh merupakan fenomena yang wajar terjadi.
"Ya wajar aja sih kalau bintang jatuh itu, memang biasa kelihatan besar. Iya (jarang orang melihat), tapi hal yang biasalah kalau meteor," tandasnya.
Astronom amatir, Marufin Sudibyo memiliki pendapat lain soal benda bercahaya yang tampak di langit Yogyakarta dan sekitarnya semalam.
"Dari ciri-ciri yang terlihat, kemungkinan besar peristiwa ini adalah proses masuknya sampah antariksa buatan manusia (uncontrolled reentry)," tutur Marufin saat dihubungi, Jumat (15/09/2023) pagi.
"Kecil kemungkinannya sebagai meteor," imbuhnya.
Usai mengamati sejumlah video yang beredar soal penampakan tersebut, dia pun memaparkan alasannya menampik objek itu disebut meteor jatuh.
Baca juga: Dokter Asli yang Identitasnya Dipakai Susanto di RS PHC Surabaya Ternyata Dokter Umum di Bandung
"Penandanya minimal ada 2: Terekam lama dan ada proses fragmentasi," ungkapnya.
"Cahaya ini terekam lebih dari 5 detik (bahkan dari video lain lebih dari 10 detik). Ini menandakan kecepatannya lambat atau kurang dari 10 km per detik," tambahnya.
Dengan begitu, dia menduga, benda yang dilihat warga kemarin malam adalah satelit buatan.
"Meteor umumnya 3 kali lebih cepat sehingga hanya terekam kurang dari 5 detik," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.