Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Volume Sumur Siuk Berkurang akibat Kemarau, Warga Bandung Kesulitan Air Bersih

Kompas.com, 12 Oktober 2023, 18:47 WIB
Faqih Rohman Syafei,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Dampak musim kemarau panjang tahun ini dirasakan oleh warga Kelurahan Pasir Kaliki, Kecamatan Kota Bandung, Jawa Barat.

Warga yang berada di RW 04 hingga 06 wilayah tersebut mengalami kesulitan air bersih. Warga kini hanya mengandalkan air dari Sumur Siuk yang volumenya mulai berkurang.

Soni (35), warga RT 05/RW 04 mengaku, mulai mengalami kesulitan air dalam dua bulan terakhir. Bahkan, Sumur Siuk yang menjadi tumpuan warga pun kondisi airnya sudah mulai berkurang.

Baca juga: Kekeringan di Kota Bandung, Sumur Mengering hingga Warga Antre Air di Sumur Masjid

"Kurang (air sumur) dari awal kemarau kering, karena hujan sudah gak ada," katanya saat ditemui Kompas.com, Kamis (12/10/2023).

Dia menyebutkan, Sumur Siuk yang memiliki kedalaman 6 meter dan sudah berusia lebih dari setengah abad itu kini hanya dimanfaatkan untuk keperluan mandi dan mencuci saja. Sedangkan untuk konsumsi, warga terpaksa membeli dari pedagang air.

Baca juga: Dua Hari Hilang, Sugiarto Ditemukan Meninggal di Sumur Belakang Rumahnya

"Meski airnya sudah mulai sedikit, tapi warga masih terus menggunakannya tapi bukan untuk diminum," ujar Soni.

Warga lainnya, Abidin (63) menyebutkan, surutnya air Sumur Siuk kerap terjadi setiap musim kemarau. Namun tahun ini, penurunan volume air sumur cukup drastis.

"Kalau hujan nanti juga penuh lagi. Tapi kemarau tahun sekarang turunnya (ketinggian air sumur) cukup agak dalam," ucap dia.

Sementara itu, Nurdin (51) warga RT11/RW06 menjelaskan, penurunan volume air sumur sudah berlangsung sejak belasan tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh maraknya penggunaan air tanah yang tak terkontrol.

"Volume air turun sejak 12 tahun lalu. Banyak pompa jet pump yang dibuat warga jadi berdampak ke Sumur Siuk," katanya.

Dia menyebutkan, dalam dua bulan terakhir warga sekitar Sumur Siuk harus bergantian mengambil bantuan air bersih yang diberikan KONI di GOR Pajajaran, Kota Bandung.

"Warga yang terdampak RT 04, 05, 10, 11, dan RW 05 dan 06. Warga antre air dalam dua bulan terakhir. Bantuan dari GOR Pajajaran juga waktunya dijatah hanya dua jam, itu juga pas malam saja," ungkap Nurdin.

Nurdin berharap, Pemerintah Kota Bandung memberikan bantuan air bersih ke wilayahnya.

Mengingat, banyak warga yang susah mendapatkan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Kalau ada bantuan, alhamdulillah. Kalau bisa bantuan dari GOR Pajajaran waktunya gak dibatas dari malam sampai subuh," harapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau