Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Perang Ukraina-Rusia, ITB Sebut Indonesia Harus Mandiri Alutsista

Kompas.com - 23/11/2023, 23:43 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Koordinator Riset Pusat Teknologi Pertahanan dan Keamanan ITB Ary Setijadi P megajak pihak terkait untuk belajar dari perang Ukraina-Rusia.

Perang tersebut memperlihatkan kemandirian industri alat utama sistem pertahanan (Alutsista) sangat penting.

Indonesia pun harus demikian, agar tidak tergantung dengan negara lain. Dalam konteks pertahanan, memproduksi alutsista secara cepat dan banyak adalah kunci untuk mempertahankan kedaulatan negara.

Baca juga: Jatuhnya 2 Pesawat Tempur Super Tucano Milik TNI AU dan Pentingnya Pembenahan Tata Kelola Alutsista

“Kita lihat perang Rusia dan Ukraina. Barang apa pun dari negara mana pun begitu perang hancur. Setengah juta orang tentara kehilangan nyawanya, makin lama perang makin mengerikan. Kita lihat cara bertahannya adalah memproduksi dengan cepat, tidak ada jalan lain,” ujar Ari dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (23/11/2023).

Ary mengungkapkan, saat ini mereka yang mampu bertahan dan memenangkan perang adalah yang bisa memproduksi sendiri secara cepat persenjataannya.

Baca juga: TNI AU Kerahkan Alutsista untuk Evakuasi Korban dan Puing 2 Pesawat Super Tucano yang Jatuh di Pasuruan

Karenanya sangat penting untuk mendorong agar Indonesia memiliki kapasitas produksi besar dengan daya dukung sumber daya manusia (SDM) yang banyak.

“Kalau cuman buat 10 ya rusak dalam waktu sebulan atau dua bulan. Jadi kita harus buat sebanyak-banyaknya,” ucap Ary.

Meski demikian, ia mengapresiasi langkah pemerintah yang terus menggenjot industri pertahanan di Indonesia. Seperti PT Pindad yang memproduksi peluru, senjata, tank, dan lainnya.

Walaupun untuk pesawat tempur, Indonesia belum memiliki kemampuan produksi sendiri.

“Kalau semuanya memang berniat baik dan punya keteguhan hati untuk melakukannya dalam jangka waktu panjang, saya kira tidak susah buat yang seperti itu," beber dia.

"Saya bilang teknologi itu paling mudah yang susah itu people sama prosesnya. Ngurusin manusia sama bagaimana kita membangun kerangka untuk bisa memproduksi dengan baik,” imbuh dia.

Direktur Teknologi dan Industri Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Marsekal Pertama TNI Dedy Laksmono mengatakan, saat ini Kemenhan terus mendorong riset agar mampu memproduksi alutsista.

Kemenhan memulai dari hal kecil, seperti membuat suku cadang sendiri dari beberapa alutsista yang sudah tidak diproduksi lagi.

Kemenhan juga melakukan kerja sama dan transfer lisensi untuk beberapa alutsista yang dibeli dari luar negeri. Seperti pesawat tempur Rafale dan kapal antiranjau.

“Untuk pesawat Rafale ada kerja sama offset. Jadi kita beli 42 pesawat. Nah dari situ ada beberapa teknologi yang kita dapat dari mereka, termasuk kemampuan pemeliharaan pesawat itu sendiri,” ungkap Dedy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heboh Pungli, Dishub dan Satpol PP Bandung Kaji Aturan Jukir Liar

Heboh Pungli, Dishub dan Satpol PP Bandung Kaji Aturan Jukir Liar

Bandung
Kejati Jabar Geledah Kantor Pemkab Karawang Terkait Dugaan Korupsi 'Tukar Guling' Aset

Kejati Jabar Geledah Kantor Pemkab Karawang Terkait Dugaan Korupsi "Tukar Guling" Aset

Bandung
Flyover Ciroyom Diprotes Warga, Satlantas Polrestabes Bandung Bersuara

Flyover Ciroyom Diprotes Warga, Satlantas Polrestabes Bandung Bersuara

Bandung
Tipikor Tukar Menukar Lahan, Jaksa Geledah Kantor Pemkab Karawang

Tipikor Tukar Menukar Lahan, Jaksa Geledah Kantor Pemkab Karawang

Bandung
Suasana Haru Iringi Pemakaman Farid Ahmad di Bandung Barat

Suasana Haru Iringi Pemakaman Farid Ahmad di Bandung Barat

Bandung
Mobil Ngebut Tabrak Gerobak Kupat Tahu di Bandung, Terguling Saat Mau Kabur

Mobil Ngebut Tabrak Gerobak Kupat Tahu di Bandung, Terguling Saat Mau Kabur

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Punya Suara Tinggi, PKS Tak Akan Negosiasi Posisi Wali Kota di Pilkada Bandung 2024

Punya Suara Tinggi, PKS Tak Akan Negosiasi Posisi Wali Kota di Pilkada Bandung 2024

Bandung
Partai Demokrat Siapkan 3 Nama Pendamping Dadang Supriatna di Pilkada 2024

Partai Demokrat Siapkan 3 Nama Pendamping Dadang Supriatna di Pilkada 2024

Bandung
Hindari Jalan Rusak di Parung Panjang Bogor, Truk Tabrak Pengendara Motor

Hindari Jalan Rusak di Parung Panjang Bogor, Truk Tabrak Pengendara Motor

Bandung
Kasus Demam Berdarah di Cimahi Meningkat, 6 Orang Meninggal Dunia

Kasus Demam Berdarah di Cimahi Meningkat, 6 Orang Meninggal Dunia

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Bandung
Cerita Warga Saat Polisi Gerebek Pabrik Narkoba Berkedok Bengkel Mesin di Bogor

Cerita Warga Saat Polisi Gerebek Pabrik Narkoba Berkedok Bengkel Mesin di Bogor

Bandung
PKS Rekomendasikan Asep Mulyadi dan Istri Oded Maju Pilkada Bandung

PKS Rekomendasikan Asep Mulyadi dan Istri Oded Maju Pilkada Bandung

Bandung
2 Pengamen Ditemukan Tewas di Perkebunan Teh Malabar Bandung

2 Pengamen Ditemukan Tewas di Perkebunan Teh Malabar Bandung

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com