KOMPAS.com - Calung adalah alat musik tradisional khas Sunda yang terbuat dari bahan bambu.
Banyak orang menyebut bahwa calung sekilas mirip dengan angklung. Walau sama-sama merupakan alat musik tradisional Sunda, tentu saja keduanya berbeda.
Baca juga: Mengenal Garantung, Alat Musik Tradisional Sumatera Utara
Alat musik calung termasuk jenis alat musik melodis yang dimainkan dengan cara dipukul.
Alat musik tradisional ini menghasilkan nada pentatonik yang kerap digunakan sebagai iringan seni pertunjukan khas Sunda.
Baca juga: 10 Alat Musik Tradisional di Aceh, dari Arbab hingga Serune Kalee
Dilansir dari laman bandung.go.id, istilah calung berasal dari kata dalam bahasa Sunda yaitu ‘ca’ dari kata ‘maca’ yang berarti baca, dan ‘lung’ dari kata ‘linglung’ yang berarti bingung.
Hal ini terkait sejarah pertunjukkan calung di masa lampau yang seringkali disajikan sebagai alat musik tunggal dan biasa dimainkan di tempat-tempat sepi oleh orang-orang yang sedang menunggu padi di ladang ataupun sawah.
Bagi orang yang memainkannya, sara calung menjadi musik pelipur lara atau pelipur hati yang sedang bingung (haté nu keur liwung).
Baca juga: 10 Alat Musik Tradisional Asal Jawa Barat, Salah Satunya Calung
Alat musik calung memiliki tiga jenis variasi yaitu calung rantay, calung gambang, dan calung jinjing.
Calung rantay adalah jenis calung yang terdiri dari bilah-bilah bambu sebanyak 10 batang.
Batang-batang bambu pada calung rantay dipasang dengan cara dideretkan dengan mempergunakan ikatan-ikatan tali.
Calung gambang hampir serupa dengan calung rantay karena terdiri dari bilah-bilah bambu sebanyak 10 batang.
Bedanya, batang-batang bambu pada calung gambang ditempatkan pada ancak atau dudukan khusus dari bambu atau kayu seperti alat musik gambang.
Terakhir adalah calung jinjing yang merupakan bentuk perkembangan dari calung rantay dan calung gambang.
Calung Jingjing ini diketahui dikembangkan secara kreatif oleh Ekik Barkah, Parmas dkk, yang merupakan aktivis Departemen Kesenian UNPAD Bandung, tahun 1960.
Setiap rumpung atau rangkaian bilah-bilah bambu pada calung jingjing ditempatkan dengan digantung tanpa mempergunakan ancak.