Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Yani Selamat dari TPPO, Gemetar dan Menangis Saat Diberi Tahu Polisi

Kompas.com - 27/12/2023, 19:27 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

"Jadi sempat di BAP dulu di Denpasar. Terus langsung dianter oleh petugas BP2MI sampai rumah," ungkapnya. 

Baca juga: Korban TPPO asal Sumbawa Diperkosa Majikan di Malaysia, Polisi Tetapkan Sponsor Jadi Tersangka

Yani mengatakan ini bukan pertama kalinya ia berangkat bekerja di luar negeri. 

Saat ini, keinginan Yani untuk menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) harus tertunda.

"Trauma sih gimana ya, pasti ada. Cuma karena memang saya pergi ke sana bukan pertama kali. Kalau rencana pergi belum ada. Soalnya paspor masih ditahan. Jadi bersyukur sekarang keburu ketahuan. Kalau ketahuannya saya saat di sana, duh enggak tahu deh nasib saya," paparnya. 

Sebelumnya, Yani mengatakan pernah bekerja di luar negeri empat kali di berbagai negara. Namun, perjalanan sebelumnya ia tempuh dengan jalur legal. 

"Saya pertama ke Jeddah dua tahun, Afwa dua tahun, di Oman dua tahun lebih, terus di Riyadh paling lama lima tahun enam bulan. Yang terakhir kelima keburu digagalkan, karena ternyata ilegal," kata dia. 

Perbedaan pemberangkatan legal 

Selain faktor ekonomi, alasan Yani tetap bersikukuh pergi ke Qatar lantaran sudah memiliki pengalaman. 

Hal itu juga yang membuatnya tidak melakukan kroscek terlebih dahulu terkait agen pemberangkatan. 

"Ya percaya karena saya juga bukan pertama kali. Udah empat kali, sama yang digagalkan kemarin yang ke lima kali. Jadi saya percaya aja. Saya udah pegang paspor sendiri. Jadi lima kali itu agen yang beda," tuturnya. 

Baca juga: Kapolri: Penuntasan Perkara TPPO Naik 339 Persen dari 2022

"Saya enggak cek, soalnya yang saya kenalnya sponsor dalam. Cuma dikasih tahu katanya ada penjemputan dari agen. Kalau yang ke Riyadh resmi. Kalau yang ini enggak resmi. Jadi sisanya semua resmi," sambungnya. 

Yani mengungkapkan ada perbedaan antara pemberangkatan legal dan tidak, salah satunya soal pelatihan. 

Ia mengatakan, untuk pemberangkatan terakhir tidak ada pelatihan, berbeda dengan perjalanan sebelumnya. 

"Enggak ada pelatihan. Kalau dulu mah ada pelatihan," bebernya. 

Selain itu, perbedaan syarat pun, kata dia, menjadi hal yang mencolok. 

Baca juga: Minta Semua Pihak Serius Perangi TPPO, Wapres: Korban Harus Bebas dari Belenggu Sindikat

"Ya jauh berbeda. Surat-suratnya enggak komplit, cuma diminta paspor doang. Kalau sebelumnya ada surat izin orang tua, atau izin suami. Kalau ini mah enggak," ungkap dia. 

Kendati, begitu ia mengatakan tidak ada perbedaan soal pemberangkatan. 

"Justru itu enggak ada yang beda. Enggak ada syarat khusus, cuma diminta paspor doang," kata Yani. 

Yani berharap tidak ada lagi warga yang menjadi korban TPPO.

"Pesan buat teman-teman yang akan berangkat. Ya sekarang mah harus teliti aja, apa persyatannya. Jangan sampai tergiur sama uang Fit yang gede, yang diiming-imingi. Jangan sampai ada korban lagi seperti saya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

2 Eks Bupati yang Pernah Dimakzulkan dan Terjerat Korupsi Kembali Maju Pilkada Garut

2 Eks Bupati yang Pernah Dimakzulkan dan Terjerat Korupsi Kembali Maju Pilkada Garut

Bandung
Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Bogor Hari Ini Selasa 14 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Bandung
Sempat Dirawat, 4 Korban Kebakaran di Bandung Meninggal Dunia

Sempat Dirawat, 4 Korban Kebakaran di Bandung Meninggal Dunia

Bandung
Buron sejak 2016, 3 Anggota Geng Motor Pembunuh Vina di Cirebon Tak Kunjung Ditangkap

Buron sejak 2016, 3 Anggota Geng Motor Pembunuh Vina di Cirebon Tak Kunjung Ditangkap

Bandung
Buka Luka Lama, Keluarga Vina Sempat Tolak Pembuatan Film, Setuju demi Pengungkapan Kasus

Buka Luka Lama, Keluarga Vina Sempat Tolak Pembuatan Film, Setuju demi Pengungkapan Kasus

Bandung
Saat Sopir Bus Kecelakaan Maut Subang Berulang Kali Minta Maaf...

Saat Sopir Bus Kecelakaan Maut Subang Berulang Kali Minta Maaf...

Bandung
Terungkap, Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana karena Oli dan Rem Angin Bocor

Terungkap, Kecelakaan Bus Siswa SMK Lingga Kencana karena Oli dan Rem Angin Bocor

Bandung
Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Bandung Hari Ini Senin 13 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Bandung
Usai Kecelakaan Bus SMK Depok, Sekolah di Bandung Barat Diultimatum  Tak 'Study Tour' ke Luar Kota

Usai Kecelakaan Bus SMK Depok, Sekolah di Bandung Barat Diultimatum Tak "Study Tour" ke Luar Kota

Bandung
Uji Coba Makan Siang Gratis di Bandung, 2.500 Porsi Per Hari untuk 6 SD

Uji Coba Makan Siang Gratis di Bandung, 2.500 Porsi Per Hari untuk 6 SD

Bandung
Aktivitas Gunung Ruang Mulai Turun, Statusnya Jadi Level III Siaga

Aktivitas Gunung Ruang Mulai Turun, Statusnya Jadi Level III Siaga

Bandung
Dinas Pendidikan Jabar Perketat Aturan 'Study Tour' Imbas Bus Terguling di Ciater

Dinas Pendidikan Jabar Perketat Aturan "Study Tour" Imbas Bus Terguling di Ciater

Bandung
Video Viral Bocah SD di Cirebon Depresi Usai Ponsel Dijual Ibu

Video Viral Bocah SD di Cirebon Depresi Usai Ponsel Dijual Ibu

Bandung
Bus yang Alami Kecelakaan di Subang Sempat Setel Rem Saat di Tangkuban Parahu

Bus yang Alami Kecelakaan di Subang Sempat Setel Rem Saat di Tangkuban Parahu

Bandung
Pilkada Jabar 2024 Dipastikan Tidak Ada Calon dari Jalur Perseorangan

Pilkada Jabar 2024 Dipastikan Tidak Ada Calon dari Jalur Perseorangan

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com