Dalam proses pembuatan dan pengembangan alat ini, Unpad bekerja sama dengan pakar-pakar dari berbagai institusi, seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Telkom University, dan RSUP Hasan Sadikin Bandung.
Baca juga: Bisa Picu Guncangan Janin, Bolehkah Ibu Hamil Tertawa Terbahak-bahak?
"Untuk alat ini sampai di layanan kesehatan atau di pasaran, mungkin membutuhkan waktu 2-3 tahun lagi."
"Karena prosesnya memang kita masih terus mencari yang betul-betul aman, betul-betul portabel, betul-betul mudah untuk digunakan," ujar dia.
Sejauh ini, kata Restu, sudah terdapat mitra industri yang bersedia bekerja sama dengan pihak peneliti untuk mendistribusikan ke toko-toko kesehatan.
Di samping itu, tim peneliti juga merencanakan diseminasi alat tersebut kepada lembaga-lembaga pemerintahan, serta LSM yang berfokus pada bidang kesehatan ibu dan anak.
Diseminasi dilakukan agar alat itu dapat dengan mudah diakses masyarakat melalui faskes-fakses di sekitar mereka.
Berdasarkan perhitungan kasar Restu, untuk saat ini, kisaran harga "Detect Me" masih berada di atas Rp1 juta.
Atas kendala ini, Restu dan timnya mempertimbangkan solusi berupa sistem peminjaman bagi ibu yang kehamilannya berisiko tinggi.
"Kami juga sudah mempertimbangkan ke depannya, apakah alat ini harus dimiliki atau bisa dipinjamkan."
"Jadi, tidak selalu juga ibu-ibu tuh harus beli, kemudian mengeluarkan uang."
"Bisa juga, ini menjadi bagian dari fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia, di mana ibu-ibu yang berisiko tinggi hamilnya ataupun janinnya, itu dipinjamkan alat supaya ketika dia di rumah, dia tetap bisa memantau," ucap Restu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.