Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polres Disebut Bisa Buka Sirekap, Massa Demo di Mapolresta Bandung

Kompas.com, 19 Maret 2024, 20:53 WIB
M. Elgana Mubarokah,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Massa mendatangi Mapolresta Bandung, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (19/3/2024) beberapa saat sebelum waktu berbuka puasa.

Massa aksi menamakan diri Aliansi Masyarakat Pemilu Damai itu terlihat berkumpul di dekat Mapolresta Bandung sejak pukul 16.30 WIB.

Lengkap dengan pelbagai atribut demontrasi, mereka mulai melakukan orasi sambil membakar ban bekas.

Mereka menuntut keterbukaan pihak kepolisian yang diduga bisa mengakses Sirekap Pemilu 2024.

Koordinator Aksi, Adriansyah Rizki Oktavianto mengatakan aksi mereka didasari atas kecintaan warga terhadap proses demokrasi.

Ardiansyah mengaku aksi ini merupakan imbas dari unggahan Pengamat Bidang Militer dan Pertahanan Connie Rahakundini Bakrie di akun Instagram-nya.

Di sana, Connie menyebut Kepolisian di tingkat polres bisa mengakses Sirekap Pemilu 2024.

"Kami aktif bermedia sosial. Kami melihat beberapa waktu tadi Connie meng-upload sebuah foto di Instagram."

"Caption dalam foto tersebut mengatakan, polres itu punya akses ke Sirekap dan polres bisa mengedit form C1," kata Adriansyah.

Usai membaca unggahan tersebut, Adriansyah dan Aliansi Masyarakat Pemilu Damai tergerak untuk menanyakan dan meminta penjelasan terhadap pihak Kepolisian di Polresta Bandung dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bandung.

Ratusan warga masyarakat yang menamakan dirinya Aliansi Masyarakat Peduli Pemilu Damai melakukan demontrasi di depan Mapolresta Bandung, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Selasa (19/3/2024)KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah Ratusan warga masyarakat yang menamakan dirinya Aliansi Masyarakat Peduli Pemilu Damai melakukan demontrasi di depan Mapolresta Bandung, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Selasa (19/3/2024)

"Kami melaksanakan aksi untuk menanyakan secara langsung apakah hal tersebut benar atau tidak."

"Karena di tengah situasi pascapemilu yang damai ini memperkeruh suasana. Apalagi kalau itu benar Polres ini bisa mengakses Sirekap dan mengedit C1. Itu kan menjadi sebuah pelanggaran, kami geram," ujar dia.

Menurut dia, isu terkait aparat penegak hukum dalam hal ini Polisi yang bisa mengakses Sirekap Pemilu 2024 harus bisa dibuktikan secara detail dan gamblang.

Apabila, isu tersebut merupakan kebohongan, Adriansyah mengaku akan melaporkan Connie Rahakundini Bakrie.

"Iya, penyebar berita hoaks. Karena statement-nya itu tanpa dasar. Kalau misalnya dia punya dasar, dia punya bukti, ya itu kongkret."

"Kalau ini kan dia hanya mengeluarkan statement, dibaca masyarakat banyak, membuat gaduh, sedangkan ini tidak ada buktinya."

"Itu kan konten hoaks atau berita tidak benar. Kami akan menuntut dan melaporkannya," ujar Adriansyah.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Resort Kota Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo membantah tudingan massa aksi.

Kusworo mengatakan, pihak kepolisian tidak memiliki kewenangan untuk mengakses Sirekap Pemiku 2024.

"Kami sampaikan dan kami jelaskan bahwa tidak ada akses, tidak ada aplikasi tidak ada kesempatan bagi polisi untuk mengakses aplikasi sirekap ataupun mengedit C1," jawab dia.

Kusworo menjamin, selama penyelenggaraan Pemilu 2024 di Kabupaten Bandung netralitas Polri bisa dibuktikan

"Tugas kami netral sebagaimana amanah Undang-undang kami hanya mengamankan," kata Kusworo.

Kusworo lantas meminta massa aksi untuk menanyakan langsung kepada orang-orang yang melemparkan isu tersebut.

"Bisa dibuktikan, demi Allah saya jawab kami tidak memiliki akses untuk mengedit aplikasi Sirekap atau bahkan mengisi dan mengedit C1."

"Silakan tanyakan ke yang memberitakan apa dasarnya polisi bisa memiliki akses untuk mengedit aplikasi sirekap ataupun C1."

"Atau bahkan bisa ditanyakan ke KPU apakah betul polisi memilki akses untuk mengedit aplikasi sirekap atau C1," sebut dia.

Mengutip Instagram pribadi Connie Rahakundini Bakrie yang mengunggah foto bersama Mantan Wakapolri Jenderal Oegroseno dan Sekjen PDI-Perjuang Hasto.

Dalam unggahan tersebut Connie menulis "Pak Jendral Oegroseno mantan Wakapolri mengatakan bahwa, polres-polres memiliki akses ke Sirekap dan bahkan C1 bisa diisi dari polres."

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Cerita Pemuda Asal Bandung Lepas dari NII, Terpapar Sejak SD, Sadar di Usia Dewasa
Bandung
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Banjir Sapu 13 Rumah di Bandung Barat: Bukit Gundul dan Drainase Proyek Diduga Jadi Pemicu
Bandung
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Pabrik Jamu di Sukabumi Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 500 Juta
Bandung
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
4 Kasus Kejahatan terhadap Anak Terjadi di Tasikmalaya, dari Perkosaan hingga Penyekapan di Hotel
Bandung
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
4 Gadis Pengeroyok Remaja Putri di Tasikmalaya: Putus Sekolah, Tinggal di Kos
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau