Getaran sangat terasa sehingga membuat warga pun langsung melarikan diri tanpa memikirkan barang berharganya.
"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa maupun luka. Setelah kejadian, banyak warga kami menemukan serpihan ledakan," ucap pria yang juga sebagai kepala dusun di kampung tersebut.
Hal yang sama diungkapkan Marlina (32). Ia dan suami beserta dua anaknya harus mengungsi ke rumah kades.
"Yang ngungsi semua keluarga saya, ada ibu, ada adik, ada anak dua umur 13 tahun sama 19 bulan," ujar perempuan berambut hitam kuncir itu saat ditemui Kompas.com.
Marlina lalu menceritakan detik-detik ledakan gudang amunisi tersebut. Semua bermula saat 10 menit buka puasa tiba-tiba terdengar ledakan besar.
Ia dan keluarganya mengira suara itu adalah petir yang menyambar rumahnya.
Ledakan pertama kecil dan setelahnya lumayan besar. Para warga dan pegawai di sekitar teriak menyuruh semua warga keluar rumah.
"Nah, yang kedua itu sampai warga harus cepet-cepet kabur keluar rumah. Nggak tahunya ada lagi ledakan. Pokoknya semua warga pada lari menjauh dari lokasi. Warga udah keluar rumah ada ledakan lagi kencang langsung evakuasi keluar kampung, itu abis Maghrib," ungkapnya.
"Lagi di rumah, lagi buka puasa, belum makan apa-apa langsung kabur aja," imbuhnya.
Dia menyampaikan, rata-rata posisi rumah warga Kampung Parung Pinang, Ciangsana, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, dekat dengan gudang amunisi.
Bahkan, posisi bangunan rumahnya hanya terhalang oleh arkon atau tembok pembatas.
"Soalnya posisi kampung kita kan di atas. Nah, gudang ini di bawah. Nah, cuma kita ketutup tembok penghalang saja," bebernya.
Sehari setelah kejadian, sang suami diizinkan pulang hanya untuk mengambil barang-barang.
Saat berada di rumah, serpihan-serpihan peluru, martir dan granat ditemukan di depan rumah warga.
Baca juga: Sejumlah Rumah Warga Rusak akibat Ledakan Gudang Amunisi Milik TNI
Tak hanya itu, jendela, pintu, genteng jebol, dan semua plafon ambruk. "Pokoknya semua rusak," terangnya.
Dengan kondisi itu, sambung dia, ia dan suaminya mau tak mau harus lapang dada meskipun rasa sedih masih ada.
"Ya, sedih, apalagi sekarang lagi sibuk-sibuknya mau menyambut lebaran. Harusnya kita suka-suka, sekarang malah jadi beban. Beban pikiran," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.