KUNINGAN, KOMPAS.com - Pasien Demam Berdasarkan Dengue (DBD) di Kabupaten Kuningan Jawa Barat, meningkat drastis.
Dinas Kesehatan setempat mencatat sejak Januari-April 2024, sebanyak 677 warga menjadi pasien, enam orang di antaranya, meninggal dunia.
Jumlah ini meningkat drastis dari data sepanjang Januari-Desember 2023, yang mencapai 630 pasien, dengan enam orang yang meninggal dunia.
PJ Bupati Kabupaten Kuningan, Raden Iip Hidajat menilai, data itu menjadi fakta bahwa Kabupaten Kuningan memasuki zona kuning yang sudah harus siaga dan waspada.
Baca juga: Kasus Demam Berdarah Alami Peningkatan, Begini Anjuran Kemenkes
Data itu juga, kata Iip, menjadikan Kabupaten Kuningan berada tak jauh dengan Kabupaten Subang yang masuk tiga besar Kabupaten tertinggi kasus DBD di awal tahun 2024.
"Tertinggi di Jawa Barat, ada tiga kota, Kota Bogor 800 kasus, Bandung Barat 800, dan Subang 700, dan Kabupaten Kuningan, sudah 677 kasus. enam orang meninggal dunia."
"Artinya ini sudah Kuning menjelang merah," kata Iip saat ditemui Kompas.com di Kantor Desa Pajawan Kidul, Jumat (19/4/2024).
Enam orang yang meninggal dunia, sambung Iip, adalah orang dewasa yang rata rata memiliki penyakit penyerta alias komorbid.
Namun, tak dipungkiri, dari total 677 pasien, terdapat juga usia remaja, anak-anak, dan juga balita.
Atas dasar itu, IIP meminta kepada Dinas Kesehatan dan seluruh petugas puskesmas yang tersebar di 32 Kecamatan untuk melakukan fogging.
Fogging mulai dilakukan secara serentak di hari Jumat ini, dan dilanjutkan dengan hari berikutnya.
Pantauan Kompas.com di lokasi, petugas juga langsung membawa alat penyemprotan dan melakukan pengasapan di permukiman padat penduduk.
Petugas keluar masuk dari satu rumah ke rumah warga lainnya untuk melakukan pengasapan.
Petugas juga menyemprotkan asap yang mengandung zat insektisida ke lorong lorong jembatan, selokan, pekarangan hingga kandang-kandang hewan ternak.
Baca juga: Beda Demam Dengue dan Demam Berdarah
Tak hanya itu, petugas juga memperluas gerak penyemprotan ke kebun serta semak belukar guna memusnahkan penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypti ini.
Penyemprotan titik ini diintensifkan lantaran menjadi tempat perkembangbiakan dan sarang nyamuk.
Tak sekadar fogging, Iip juga mengajak petugas Dinas Kesehatan hingga puskesmas yang menjadi ujung tombak untuk senantiasa mengampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Tindakan pencegahan berupa 3 M, yakni menguras, menutup, dan mengubur juga harus dilakukan secara berkala dan simultan dari satu rumah ke rumah lain, agar tidak ada celah jentik yang berkembang biak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.