Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Praperadilan Pegi, Kuasa Hukum Polda Jabar Berdebat dengan Saksi Ahli

Kompas.com - 03/07/2024, 15:13 WIB
Faqih Rohman Syafei,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Ahli hukum pidana Suhandi Cahaya yang dihadirkan oleh tim kuasa hukum Pegi Setiawan sebagai saksi ahli, sempat berdebat dengan kuasa hukum Polda Jawa Barat dalam sidang praperadilan di Pengadilan Negeri Bandung Kelas IA, Rabu (3/7/2024).

Perdebatan keduanya terkait dengan sah tidaknya proses penangkapan yang dilakukan oleh penyidik Ditreskrimum Polda Jabar terhadap Pegi Setiawan, tersangka pembunuh Vina dan Eki di tahun 2016.

Salah satu kuasa hukum Polda Jabar menanyakan kepada Suhandi tentang kriteria apa yang menjadikan sebuah penangkapan sah atau tidak berdasarkan KUHAP.

"Penangkapan yang dilakukan oleh penyidik dilakukan setelah gelar kasus, lalu ditetapkan jadi tersangka maka ditangkap," jawab Suhandi.

"Bukan ditangkap dulu lalu di gelar perkara belakangan," tambah Suhandi.

Baca juga: Kejati Jabar Kembalikan Berkas Perkara Pegi Setiawan ke Polda Jabar

Kemudian, kuasa hukum Polda Jabar mengajukan kembali pertanyaan serupa kepada Suhandi Cahaya, soal sah tidaknya penangkapan yang dilakukan oleh penyidik.

Suhandi kembali menjawab, penyidik perlu melayangkan pemanggilan kepada terduga tersangka. Namun apabila dihiraukan hingga sebanyak tiga kali baru, bisa dilakukan penjemputan paksa.

"Sah tidaknya penangkapan, bila penyidik sudah manggil. Ada ke satu surat panggilan. Kalau tidak datang panggil lagi yang kedua, kalau tidak datang lagi penyidik punya surat untuk perintah membawa," kata dia.

Menurut dia, apabila prosedur tersebut tidak dilakukan akan berakibat seperti apa yang menimpa Pegi Setiawan, hingga mengajukan gugatan praperadilan.

"Kalau tidak dilakukan penyidik, lalu main tangkap saja itulah akibatnya jadi sampai di sini," kata Suhandi.

Baca juga: Hakim Praperadilan Pegi Mengaku Ingin Ikut Tepuk Tangan tapi Ditahan

Pertanyaan dari pihak Polda Jabar pun dilanjutkan oleh Kabid Hukum Kombes Pol Nurhadi Handayani yang menanyakan apakah ketentuan prosedur penangkapan itu untuk semua kasus.

Dia pun menganalogikan pertanyaan kepada Suhandi, bagaimana jika di suatu tempat ada perampokan apakah rampoknya perlu dipanggil?

"Kalau rampok atau copet itu tertangkap tangan," jawab Suhandi singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Libur 1 Muharram, Rekayasa Lalin Diterapkan di Jalur Wisata Puncak Bogor

Libur 1 Muharram, Rekayasa Lalin Diterapkan di Jalur Wisata Puncak Bogor

Bandung
Cegah Jukir Liar di Puncak Bogor, Personel untuk Patroli Ditambah

Cegah Jukir Liar di Puncak Bogor, Personel untuk Patroli Ditambah

Bandung
Alasan Ibu Buang Bayi di Bogor, Malu Hasil Hubungan Gelapnya Ketahuan

Alasan Ibu Buang Bayi di Bogor, Malu Hasil Hubungan Gelapnya Ketahuan

Bandung
Data Warga Bandung Barat Dicuri untuk Syarat Dukungan Paslon Bupati Independen

Data Warga Bandung Barat Dicuri untuk Syarat Dukungan Paslon Bupati Independen

Bandung
Dokter di Bogor Temukan Mayat Bayi Terbungkus Kain di Kap Mobilnya

Dokter di Bogor Temukan Mayat Bayi Terbungkus Kain di Kap Mobilnya

Bandung
Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Anne Teratas, Warga Tak Ingin Bupati Lama pada Pilkada Purwakarta 2024

Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Anne Teratas, Warga Tak Ingin Bupati Lama pada Pilkada Purwakarta 2024

Bandung
Wanita Ini Buang Mayat Bayinya ke Kap Mobil Dokter di Bogor

Wanita Ini Buang Mayat Bayinya ke Kap Mobil Dokter di Bogor

Bandung
Diungkap, Hasil Pengawasan Kasus Tewasnya 4 Pekerja Pabrik Pupuk di Karawang

Diungkap, Hasil Pengawasan Kasus Tewasnya 4 Pekerja Pabrik Pupuk di Karawang

Bandung
8 WNI Terjebak Kerja Paksa di Myanmar, Keluarga Korban Surati Presiden

8 WNI Terjebak Kerja Paksa di Myanmar, Keluarga Korban Surati Presiden

Bandung
Kuasa Hukum Pegi Setiawan Yakin Hakim Kabulkan Gugatan Praperadilan

Kuasa Hukum Pegi Setiawan Yakin Hakim Kabulkan Gugatan Praperadilan

Bandung
Pilkada 2024, PKS Rangkul Golkar dan PDI-P di Kabupaten Bandung

Pilkada 2024, PKS Rangkul Golkar dan PDI-P di Kabupaten Bandung

Bandung
Tangisan Warga Desa Sarwadadi untuk 5 Korban Jiwa Kebakaran di Bekasi

Tangisan Warga Desa Sarwadadi untuk 5 Korban Jiwa Kebakaran di Bekasi

Bandung
Di Sidang Kesimpulan Praperadilan Pegi, Hakim: Saya Tidak 'Masuk Angin'

Di Sidang Kesimpulan Praperadilan Pegi, Hakim: Saya Tidak "Masuk Angin"

Bandung
Serahkan Kesimpulan Praperadilan, Polda Jabar Tolak Dalil Gugatan Pegi

Serahkan Kesimpulan Praperadilan, Polda Jabar Tolak Dalil Gugatan Pegi

Bandung
Elektabilitas Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi Bersaing Ketat, Gerindra: Tidak Diadu di Jabar

Elektabilitas Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi Bersaing Ketat, Gerindra: Tidak Diadu di Jabar

Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com