Editor
CIANJUR, KOMPAS.com - Mahasiswi asal Kampung Cibitung satu RT 03/03, Desa Sukalaksana, Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur, Diana Rahmawati (20) menceritakan pengalamannya menjadi petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih).
Diana mengaku baru pertama kali menjadi petugas Pantarlih, untuk mengisi waktu liburnya.
Mahasiswi Universitas Terbuka (UT) ini mendapat tugas Pencocokan dan Penelitian (Coklit) di TPS 5 RW 03, Desa Sukalaksana terhadap sebanyak 396 jiwa.
Baca juga: Ayam Pelung Sukaci dan Suraci” Maskot Pilkada Cianjur 2024
Selama menjadi petugas Pantarlih, ia beberapa kali mendapatkan pengalaman unik. Mulai dari dikejar anjing pemburu, mendatangi kuburan, berjalan kaki sejauh 1 kilometer hingga diajak menikah seorang kakek-kakek.
"Saya itu ditugaskan untuk Coklit dari wilayah RT 1, 2, dan 3, yang tergabung dalam TPS 5, di RW 03 dengan jumlah jiwa sebanyak 396 orang," kata Diana dikutip dari Tribun Jabar, Selasa (9/7/2024).
Sejak pertama kali bertugas sebagai Pantarlih dirinya memilih untuk menyelesaikan Coklit diwilayah RT 03 karena dekat dari tempat tinggalnya sendiri. Meski belum selesai di RT sebelumnya ia pun beranjak menuju RT 01dan 02.
Baca juga: Antisipasi TKI KTP Nunukan Menjadi Pemilih, KPU Lantik Pantarlih BP2MI
"Saya sampai beberapa kali bolak-balik datang ke kampung-kampung, karena ada beberapa warga yang lagi tidak ada di rumah. Lantaran warga di sini rata-rata bekerja di perkebunan jadi pulang sore, sedangkan saya baru pertama kali jadi Pantarlih jadi gak tahu," jelasnya.
Keesokan harinya, Diana berencana menjalankan tugasnya kembali dengan berjalan kaki menuju kampung ke kampung.
Namun saat menuju kampung Cibitung RT 02 dirinya malah dicegat tiga ekor anjing sambil menatap ke arah Diana.
"Kalau yang pas dikejar anjing itu ceritanya lagi jalan kaki menuju ke Kampung Cibitung, dan melewati perkampungan warganya sering berburu menggunakan anjing."
"Saat lewat ada tiga ekor anjing mencegat, saya pun jalan pelan-pelan, dan tapi karena ada anak kecil melempar, makanya anjing itu jadi mengejar," ucap Diana.
Beruntung, Diana diselamatkan seorang warga yang sedang mengambil rumput. Akhirnya ia kembali berjalan kaki ke tujuan awalnya.
Karena enggan bertemu dengan anjing, Diana memilih jalan lainnya.
"Pokoknya pas waktu mau Coklit saya sudah dikejar anjing dua kali, sampai yang terakhir saya nanggis gak bisa apa-apa bingung karena sendirian," ungkapnya.
Pengalaman lainnya, ia mendatangi kuburan di RT 03. Ia medatangi area pemakaman untuk memastikan waktu kematian dari seorang warga yang masuk dalam data Coklit.