Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan Kerangka Ibu dan Anak di Bandung Barat, Tetangga Mengira Korban Pindah Rumah

Kompas.com, 30 Juli 2024, 17:42 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Kerangka ibu dan anak ditemukan di sebuah rumah di Perumahan Tani Mulya, Desa Tani Mulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (29/7/2024).

Korban, Iguh Indah Hayati (55) dan Elia Imanuel Putra (24), ditemukan oleh suaminya, MT (64). MT dan keluarganya diketahui telah lama pisah rumah.

Ketika MT datang, pintu rumah digembok dari dalam. Ia akhirnya berhasil masuk rumah usai meminta tolong warga untuk menjebol pintu.

Penjabat (Pj) Kepala Desa Tani Mulya Wawan Sutisna mengatakan, sewaktu pintu rumah dijebol, kondisi di dalamnya sudah lapuk.

Ia menuturkan, warga tak mengetahui keberadaan korban karena mengira ibu dan anak itu pindah rumah.

“Warga setempat juga tidak mengetahui ada orang di sini. Melihat rumahnya juga kosong dan listriknya juga kan mati sudah lama," ujarnya, Senin.

Baca juga: Identitas Kerangka Tengkorak Ibu dan Anak di Bandung Barat Terungkap


Tetangga korban, Ai Suryati (54), menuturkan, di rumah tersebut sudah lama terpasang papan rumah dijual.

Ia menyebut, beberapa kali ada yang menanyakan soal rumah itu, tetapi ketika nomor yang tercantum di papan dihubungi, tidak aktif.

"Jadi semuanya sudah tahu rumah tahu kosong," ucapnya.

Ai mengaku tak menaruh curiga terhadap keberadaan Indah dan anaknya di rumah tersebut. Pasalnya, Indah sempat mengurus administrasi untuk pindah rumah.

“Jadi semenjak tidak terlihat lagi memang anggapan kami memang katanya sudah pindah, dan sempat meminta surat pindah ke Ketua RW," ungkapnya.

Baca juga: Ibu dan Anak yang Ditemukan Tinggal Kerangka Dikenal Tertutup

Selain itu, kata Ai, Indah semasa hidupnya dikenal sebagai seorang yang tertutup. Hal itu membuat tetangga di kompleks perumahan tersebut tidak berani menyapa lebih dulu, atau mencari tahu ke mana Indah pindah.

Menurut pengakuan Ai, dirinya terakhir kali bertemu Indah sebelum pandemi Covid-19.

"Terakhir ketemu sebelum Corona (Covid-19), saya lupa tahunnya. Dan itu pun tidak sama sekali ngobrol. Kalau lewat kan kerjanya di belakang jadi hanya lewat aja," tuturnya.

Terkait penemuan kerangka ibu dan anak ini, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Cimahi AKBP Tri Suhartanto mengungkapkan, polisi belum bisa memastikan penyebab kematian korban.

“Kami melakukan pendalaman terhadap barang-barang yang ditemukan sebagai petunjuk untuk menentukan apakah ada indikasi tindak pidana,” jelasnya, Selasa (30/7/2024).

Baca juga: Olah TKP Penemuan Kerangka Ibu dan Anak di Bandung Barat, Polisi Cari Indikasi Pidana

Sumber: Kompas.com (Penulis: Bagus Aji Panuntun | Editor: Glori K Wadrianto, Reni Susanti, Teuku Muhammad Valdy Arief)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau