Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Dago Heritage, Pusat Pembinaan Atlet Golf di Bandung

Kompas.com, 15 Agustus 2024, 09:50 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com - Jawa Barat disebut lumbung atlet golf di Indonesia. Setidaknya sampai sekarang, sudah ada 20.000an atlet golf di provinsi ini.

Dibanding olahraga lain, jumlah ini bukanlah yang terbanyak. Itu karena golf dianggap olahraga yang mahal. Mulai dari peralatan hingga sarana prasarana.

Berangkat dari sana, sekelompok orang yang peduli pada golf, urunan mengembangkan Dago Heritage 1917. Tempat latihan golf yang bisa digunakan untuk para atlet latihan.

Baca juga: Atlet PON 2024 Tiba di Aceh, Keluhkan Fasilitas MCK sampai Beli Toren Sendiri

Bahkan bisa dibilang, Dago Heritage menjadi salah satu pusat pembinaan atlet di Bandung.

"Untuk atlet, latihan di sini gratis," ujar Direktur Operasional Dago Heritage 1971, Arief MT, Rabu (14/8/2024).

Syaratnya mudah hanya perlu menunjukkan surat dari klub yang menunjukkan dia atlet. Bahkan, atlet-atlet yang akan berlaga di PON 2024 kerap main di sini.

"Tahun ini, kami (kontingen Jabar) menargetkan dua emas di Jabar untuk putra dan putri," ucap dia.

Baca juga: Pesan Ayah untuk Rizki Juniansyah Peraih Emas Olimpiade: Selamat Ki, Jangan Sombong, Tetap Membumi

Memasyarakatkan Golf

Direktur Utama Dago Heritage, HM Sirodzudin mengatakan, pencarian bibit-bibit atlet terus dilakukan. Bahkan pihaknya bertekad untuk memasyarakatkan golf.

Caranya dengan membangun Driving Range Dago Heritage 1917. Dengan teknologi yang canggih, temat ini disulap menjadi sangat terjangkau.

Sebab targetnya adalah pendatang baru, baik itu anak-anak hingga anak muda. Jadi anak-anak usia 5 tahun bisa belajar di sini dan menumbuhkan kecintaannya kepada golf, untuk kemudian bisa memilih menjadi atlet profesional.

"Kalau di tempat lain mungkin 100 bola dengan caddy nya bisa sampai Rp 200 ribu. Kalau di sini hanya Rp 100 ribu karena kan bolanya pakai mesin jadi setiap anak muda bisa main golf," paparnya.

Apalagi lokasi Dago Heritage strategis dan berada di tengah keindahan pemandangan Kota Bandung. Ditambah berbagai fasilitas mutakhir serta bisa berbelanja peralatan golf berkualitas, atau makan dan minum.

Driving Range Dago Heritage 1917 dirancang untuk memenuhi kebutuhan pegolf amatir dan
profesional. Yakni, untuk melatih ayunan golf, menikmati sesi rekreasi singkat, atau berinvestasi
dalam peralatan golf terbaru.

Tempat ini juga dilengkapi sistem dispenser golf otomatis. Teknologi inovatif ini
memastikan sesi latihan yang lancar dan efisien, memungkinkan para pegolf fokus pada
permainan mereka tanpa gangguan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau