BANDUNG, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung, mengingatkan masyarakat Bandung Raya mewaspadai perubahan cuaca ekstrem pada masa pancaroba atau peralihan musim.
Observer dan Forecaster BMKG Bandung, Muhamad Iid Mujtahiddin mengatakan, pada masa pancaroba sering terjadi perubahan cuaca secara drastis dari panas menjadi hujan sedang hingga lebat dan terkadang disertai angin kencang.
Hal tersebut bisa terjadi disebabkan perubahan suhu permukaan dan kelembapan yang cukup cepat di lapisan atmosfer.
Baca juga: Majalaya Bandung Tergenang Banjir, Aktivitas Lumpuh
"Pada masa transisi antisipasi perubahan cuaca yang memang ekstrem bisa sebabkan hujan lebat hingga hujan es. Bahkan bisa menimbulkan angin kencang," ujar dia saat dihubungi, Rabu (11/9/2024).
Perubahan cuaca tersebut berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi semisal banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan lainnya.
Oleh sebab itu, masyarakat harus tetap waspada apabila terjadi hujan deras dengan durasi singkat yang bersifat lokal. Bahkan bila sampai terjadi angin kencang harus segera berlindung di tempat aman.
Baca juga: Diguyur Hujan sejak Kemarin, Sejumlah Ruas Jalan di Bandung Banjir
"Biasanya pancaroba bencananya banjir, terus juga potensi angin puting beliung. Masyarakat waspada bencana karena ini masuk musim peralihan," tutur Iid.
Iid memprediksi, cuaca untuk wilayah Bandung Raya dalam tiga hari ke depan masih berpotensi turun hujan dengan intensitas sedang hingga deras.
Setelah itu, cuaca akan kembali normal hingga awal Oktober 2024 mendatang. Ini dikategorikan masuk dalam gangguan cuaca skala lokal karena adanya penjalaran udara yang cenderung basah.
"Dua sampai tiga hari ada potensi hujan. Secara umum ini masih dalam kondisi musim kemarau," tambahnya.
Untuk musim hujan di Jabar, diperkirakan terjadi Oktober 2024. Meski sebagian daerah di Jabar saat ini sudah mulai turun hujan namun dengan intensitas sedang.
"Ada beberapa wilayah di Jabar semisal Bogor, Tasikmalaya, dan lain sudah hujan tapi belum merata," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang