Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Indikator Pilkada Jabar, Ahmad Syaikhu dan Dedi Mulyadi Dapat Limpahan Suara Ridwan Kamil

Kompas.com, 12 September 2024, 17:18 WIB
Putra Prima Perdana,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com- Lembaga survei INDIKATOR merilis hasil survei terbaru terkait popularitas dan elektabilitas pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat menjelang Pilkada Jawa Barat 2024.

Survei ini dilakukan pada 2-8 September 2024 dengan melibatkan 1.200 responden yang diambil melalui metode simple random sampling.

Dengan margin of error sekitar ± 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen, responden berasal dari seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat.

Baca juga: Soroti Masalah Sampah di Jabar, Dedi Mulyadi Ingin Gaji Tukang Sapu Jalan Sesuai UMK

Di Pilkada Jawa Barat 2024, empat pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang bertarung adalah Acep Adang-Gitalis Dwi Natarina, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan, Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie, dan Jeje Wiradinata-Ronal Surapradja.

Survei INDIKATOR menunjukkan bahwa 81,7 persen responden sudah mengetahui bahwa Pilkada Jawa Barat akan dilaksanakan pada November 2024.

Dalam simulasi 8 nama calon tanpa menyebut pasangan calon, Dedi Mulyadi memimpin dengan 74 persen suara, diikuti oleh Ahmad Syaikhu dengan 10,2 persen.

Acep Adang dan Jeje Wiradinata masing-masing memperoleh 1,9 persen suara, sedangkan 9,1 persen responden belum menjawab.

Burhanuddin Muhtadi, Founder dan Peneliti Utama INDIKATOR, mengatakan bahwa absennya Ridwan Kamil dari Pilkada kali ini menguntungkan Dedi Mulyadi dan Ahmad Syaikhu, yang menunjukkan lonjakan signifikan dalam popularitas dan elektabilitas mereka.

"Setelah penutupan pendaftaran di KPU, warga Jawa Barat terutama pendukung Ridwan Kamil sudah tahu bahwa junjungannya tidak maju. Itu terlihat dari pendukungnya yang tinggal 2,4 persen, pendukung Ridwan Kamil lari ke Dedi Mulyadi dan Ahmad Syaikhu," ungkap Burhanuddin dalam konferensi pers virtual, Kamis (12/9/2024).

Baca juga: PKS Panaskan Mesin Partai Menangkan Asih pada Pilkada Jabar dan Hade di Kota Bandung

Pada simulasi empat pasangan calon, Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan unggul jauh dengan 77,8 persen dukungan, sementara Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie berada di posisi kedua dengan 10,8 persen.

Burhanuddin menjelaskan bahwa popularitas Dedi Mulyadi mendominasi terutama karena ia jauh lebih dikenal oleh masyarakat Jawa Barat dibandingkan calon lainnya. Selain itu, tingkat kesukaan masyarakat terhadap Dedi juga lebih tinggi.

"Dedi Mulyadi unggul terutama karena hingga sejauh ini ia jauh lebih populer ketimbang para pesaingnya. Selain paling banyak dikenal warga, Dedi Mulyadi juga memiliki tingkat kedisukaan yang jauh lebih tinggi," tuturnya.

Pasangan Dedi-Erwan juga unggul di hampir setiap segmen demografi pemilih dan di sebagian besar wilayah Jawa Barat, kecuali Kota Banjar dan Kota Bekasi, di mana pasangan Syaikhu-Ilham lebih kuat.

"Menurut basis politik, Dedi Mulyadi – Erwan Setiawan dominan di hampir setiap basis pendukung partai kecuali basis PKS yang dominan kepada Syaikhu – Ilham Habibie dan di tiap basis pendukung Pilpres 2024 yang lalu. Pembelahan besar terjadi pada basis Anies – Muhaimin, terutama kepada pasangan Syaikhu – Ilham," tandasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau