BANDUNG, KOMPAS.com - Suasana sore di Jalan Braga, Kota Bandung, Jawa Barat, tampak berbeda sejak awal Oktober 2024.
Jalan yang dikenal dengan keindahan bangunan peninggalan Hindia Belanda ini kini semakin menarik perhatian pengunjung berkat mekarnya bunga tabebuya kuning.
Pohon yang memiliki nama latin Handroanthus chrysotrichus dari Brasil ini, menjadi daya tarik bagi wisatawan.
Baca juga: Bunga Tabebuya Bermekaran di Wonosari, Warga: Seperti di Jepang
Banyak pelancong yang mengabadikan momen indah ini dengan berfoto menggunakan kamera ponsel mereka.
Bahkan beberapa di antaranya, datang hanya untuk menikmati keindahan bunga yang berguguran.
Yasmin (17), pengunjung asal Jatinangor, Kabupaten Sumedang, mengaku sengaja datang bersama temannya untuk menikmati sore di Jalan Braga yang dipayungi bunga tabebuya kuning.
Baca juga: Bunga Tabebuya Mekar dan Berguguran di Jalan Pantura Situbondo
Ia terpesona setelah melihat unggahan di media sosial yang menampilkan keindahan bunga tersebut.
"Bagus banget ya, jadi Bandung kota yang romantis. Kayaknya tenang gitu meski banyak kendaraan yang lewat," ujar Yasmin saat ditemui di lokasi, Senin (7/10/2024).
Ia juga menambahkan bahwa keindahan bunga tabebuya kuning mengingatkannya pada suasana pohon sakura dalam film dan drama Korea serta Jepang.
"Mirip di Korea sama Jepang. Cuma kan di sini warnanya kuning jadi beda, tapi kalau dilihat-lihat kayak mirip gitu," ucapnya.
Hal senada diungkapkan Cepi (35), warga Gedebage yang melintas di Jalan Braga. Baginya, kehadiran bunga tabebuya kuning membuat jalan tersebut semakin asri.
"Jadinya senang gitu. Lihatnya ada beda kalau lewat Jalan Braga," ungkap dia.
Cepi berharap pemerintah daerah dapat menanam lebih banyak pohon tabebuya di jalan utama lainnya di Kota Bandung.
"Kalau bisa mah, jalan lain juga ada. Jadinya bagus kan, makin menarik jalanan yang ada di Bandung," tuturnya.
Edi (57), petugas parkir di Jalan Braga menjelaskan, bunga pohon tabebuya kuning sudah mekar sejak sepekan lalu.
Hal ini menarik banyak pengunjung yang datang pada pagi dan sore hari, dengan mayoritas hanya berkeliling untuk melihat bunga tersebut.
"Pagi sama sore ramai. Banyak yang foto-foto juga," kata Edi.
Namun, keindahan bunga tabebuya kuning diperkirakan hanya bertahan sebentar. Setelah memasuki musim hujan, bunga-bunga tersebut biasanya akan berguguran.
"Palingan gini cuma dua minggu, atau masuk musim hujan. Udah gitu habis bunganya tinggal daunnya saja warna hijau," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang