BANDUNG, KOMPAS.com - Semua pasangan calon gubernur Jabar menyepakati bahwa lingkungan di Jawa Barat perlu diperbaiki untuk mengurangi penyakit tuberkulosis atau TBC yang tinggi.
Hal itu untuk mengomentari pertanyaan dari panelis terkait tingginya angka TBC di Jawa Barat.
Pasangan cagub nomor urut 2, Jeje Wiradinata, yang menyebut bahwa TBC merupakan penyakit lama yang bisa diobati.
Namun, hal penting yang perlu diperbaiki adalah lingkungannya.
"Yang harus diperhatikan pertama adalah lingkungan kita tak boleh kumuh," ucapnya dalam debat Pilkada Jabar 2024, Senin (11/11/2024).
Baca juga: Debat Pilgub Jabar, Ronal Berseloroh: Lihat Kami, Kolonial, Milenial, Kasep, Leuwih Kasep
Jeje juga menyinggung soal penyiapan tenaga medis yang mumpuni dalam penanganan TBC.
Menurutnya, penyakit tersebut dapat disembuhkan dengan kedisiplinan pasien dan penanganan tenaga medis.
"Kasus TBC ini 220.000 di permukaan, mungkin di bawahnya seperti gunung es hadirin sekalian, tentu langkah di kabupaten atau kota menjadi perhatian penting bagaimana menangani penyakit TBC ini," ucapnya.
Lingkungan pun menjadi salah satu perhatian cagub nomor urut 3, Ahmad Syaikhu, dalam kaitannya dengan penanganan TBC di wilayah Jabar.
"Kita lihat persoalan TBC ini karena masalah lingkungan, bisa jadi lingkungan perokok pasif, sehingga kota harus bebas rokok," ucapnya.
Penanganan TBC, menurutnya, harus ditangani dengan kasih sayang, sehingga melalui posyandu diharapkan dapat mendeteksi dini masyarakat yang terkena penyakit tersebut.
"Itu pentingnya kita revitalisasi posyandu, untuk itu kami menawarkan agar kader posyandu ditingkatkan insentifnya agar lebih fokus menangani ini," ucapnya.
Senada, cagub nomor 4 Dedi Mulyadi berpandangan bahwa lingkungan harus diperbaiki dalam penanganan TBC di Jabar.
Ia menilai, penanganan penyakit ini harus dilakukan dengan jangka panjang dan pendek, seperti mendeteksi semua anak yang berpotensi memiliki penyakit dan mendiagnosisnya agar tidak menjadi parah.
"Setiap orang terlahir harus didampingi oleh dokter. Di situlah diperlukan negara tampil untuk menghadirkan dokter keluarga yang berkunjung kepada masyarakat, tidak hanya masyarakat kaya, tetapi juga masyarakat miskin," ucapnya.