Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Bandung, Warga Tak Bisa Lagi Berharap: Sudah 27 Tahun Tanpa Solusi

Kompas.com, 13 November 2024, 11:51 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com – Banjir menjadi momok yang tak pernah lepas dari kehidupan warga Komplek CPI. Ona Rohana (56), yang telah tinggal di sana sejak 1997, mengungkapkan kelelahan menghadapi bencana tahunan ini.

"Sering di sini mah, ini aja sudah minggu ketiga kebanjiran," kata Ona saat ditemui di lokasi pada Selasa (12/11/2024).

Banjir yang disebabkan oleh luapan sungai Cikambuy dan Cipananggulan ini sudah menjadi bagian dari keseharian mereka selama hampir tiga dekade.

Bagi Ona, kata "bosan" sudah tak lagi bermakna. Banjir yang awalnya hanya merendam jalan-jalan kini semakin parah, dengan ketinggian air bisa mencapai lebih dari satu meter.

Baca juga: Cerita Warga Bandung 27 Tahun Hidup dengan Banjir: 3 Kali Bupati Tak Ada Solusi

"Paling gede mah tahun 2012, tuh sampai se atap. Terus banjir lagi Desember 2023 kemarin. Hampir satu tahun lalu, sekarang banjir lagi," ujarnya mengenang kejadian-kejadian banjir besar yang kerap melanda.

Meskipun banjir di Komplek CPI terhitung cepat surut jika hujan berhenti, dampak dari banjir sangat mengganggu aktivitas warga. Bahkan, saat hujan deras, ketinggian air bisa mencapai dada orang dewasa.

"Pernah sampai pinggang atau dada orang dewasa, kemarin hujan dari siang beberapa jam udah datang banjirnya," tambah Ona.

Tak hanya Ona, seluruh warga merasa dampaknya. Aktivitas sehari-hari mereka terganggu, dan mereka harus sigap menyelamatkan barang-barang berharga ke tempat yang lebih tinggi.

"Warga kalau musim hujan sudah siap-siap barang di evakuasi ke lantai dua kalau ada lantai dua. Ini juga saya alhamdulillah tadi barang-barang keselamatan," katanya, sembari menunjukkan barang-barang yang sudah disiapkan.

Ona yang merupakan salah satu warga terlama di Komplek CPI mengungkapkan bahwa masalah banjir ini sudah terjadi sejak era kepemimpinan Bupati Obar Sobarna, dan hingga kini, di masa Bupati Dadang Supriatna, situasi yang sama masih berulang.

"Tiga bupati masih aja gini. Bosan lah. Mau pindah kemana cuma (rumah) satu-satunya," keluhnya.

Ketua RW 13, Dadang Cahyana (48), yang turut merasakan kesulitan warga, mengatakan bahwa banjir di CPI telah berlangsung sejak tahun 1997.

"Tahun 2023 kemarin, kami sudah audiensi dengan Pemda Kabupaten Bandung," ujar Dadang. Dalam pertemuan tersebut, pemerintah daerah meminta warga untuk menyiapkan lahan guna pembangunan kolam retensi sebagai solusi penanganan banjir.

"Dari Pemda Kabupaten Bandung untuk solusi banjir pada tahun 2023 tahun lalu, sudah diinisiasi oleh Ketua DPRD Kabupaten Bandung untuk mencari lahan," jelas Dadang.

Namun, meskipun sudah ada perkembangan, warga CPI masih harus menunggu. Proses pembangunan kolam retensi baru sampai pada tahap Detail Engineering Design (DED) dan belum ada target pasti terkait waktu pelaksanaannya.

"Semoga warga menunggu sekali proses itu agar segera dilanjutkan kalau bisa dipercepat, karena banjir sudah minggu yang ketiga kita mengalami," harap Dadang.

Baca juga: Belum Terpilih, Farhan Sudah Pengin Jadi Wali Kota Bandung 2 Periode

Developer CPI telah menyediakan lahan seluas 3.700 meter persegi untuk pembangunan kolam retensi.

"Dari November 2023 kita sudah audiensi hampir setahun sudah berproses. Bulan ini sudah masuk ke tahap DED, desainnya sedang dikerjakan," tutup Dadang, berharap solusi bagi warga CPI bisa segera terealisasi.

Namun, dengan pengalaman yang telah berlangsung selama hampir tiga dekade, harapan Ona dan warga lainnya tetap bergantung pada janji pemerintah untuk segera merealisasikan solusi banjir yang lebih permanen. (Penulis: M Elgana Mubarokah)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Dedi Mulyadi Jemput Warga Jabar yang Terdampak Banjir di Aceh
Bandung
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau