SUKABUMI, KOMPAS.com - Lima orang warga Sukabumi yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) masih tertahan di Myanmar.
Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Kabupaten Sukabumi, Jejen, menjelaskan bahwa kepulangan mereka terhambat akibat dokumen yang tidak lengkap.
Jejen merinci bahwa dari total sebelas orang yang menjadi korban TPPO asal Sukabumi, enam di antaranya telah melapor, sementara dua orang terlambat melapor dan tiga orang lainnya belum mengajukan laporan.
Baca juga: SBMI: Delapan Warga Sukabumi Jadi Korban TPPO di Myanmar
“Untuk itu, kalau pengaduan ke kita ada delapan orang, yang tiga itu tidak mengadu ke kita. Jadi, dari sebelas orang TPPO asal Sukabumi, enam orang sudah melapor, dua menyusul, dan dua orang belum bisa dipulangkan, sedangkan yang tiga orang masih warga Kebonpedes Sukabumi tetapi tidak ada pengaduan ke kita,” ungkap Jejen saat ditemui awak media di Pendopo Kabupaten Sukabumi, Kamis (5/12/2024).
Jejen juga menambahkan bahwa kondisi lima orang yang masih berada di Myanmar tidak diketahui secara detail.
Ia menekankan bahwa kepulangan mereka tergantung pada masing-masing individu dan menunggu waktu yang tepat.
“Ya, itu kan tergantung mereka. Kalau yang enam ini ada pengaduan minta dipulangkan, kalau tidak ada pengaduan, ya tidak bisa kami tangani kasus tersebut,” ujarnya.
Sebelumnya, enam orang warga Kabupaten Sukabumi berhasil dipulangkan dari Myanmar.
Jejen menjelaskan bahwa dua orang berasal dari Kecamatan Cireunghas dan empat orang dari Kecamatan Kebonpedes.
Baca juga: 6 Korban TPPO di Myanmar Asal Sukabumi Dipulangkan, Disambut Haru Keluarga
Mereka tiba di Jakarta pada Jumat (27/11/2024) dan dipulangkan ke Sukabumi pada Kamis (3/12/2024).
“Hari Jumat kemarin kita mendapat kabar mereka dipulangkan, kemudian dijemput oleh Kementerian Sosial untuk melakukan pemulihan dan pendampingan. Hari Rabu (4/12/2024), saya dapat informasi mereka akan dipulangkan ke Sukabumi, dan kami langsung berkoordinasi dengan Pemkab untuk memfasilitasi penyerahan kepada keluarga,” tutup Jejen.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang