SUKABUMI, KOMPAS.com - Banjir yang melanda Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dikategorikan sebagai bencana terparah dalam sepuluh tahun terakhir.
Hal ini disampaikan oleh Plh Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Jawa Barat, Anne Hermadianne, dalam keterangannya kepada awak media di Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, pada Jumat (6/12/2024).
“Betul, bencana banjir ini terparah dalam 10 tahun terakhir. Kenapa? Karena sudah banyak alih fungsi lahan,” ungkap Anne.
Baca juga: Jembatan Darurat Dibangun untuk Warga Terdampak Bencana Sukabumi
Anne juga mengingatkan pentingnya introspeksi dari semua pihak terkait pemanfaatan lahan dan alam.
Ia menekankan bahwa banyak kegiatan ekonomi yang justru merusak alam.
“Kita kembali introspeksi diri, apakah kita menjaga alam, atau apakah kita mengubah alam kita ini menjadi kegiatan ekonomis yang justru mengubah alam tersebut,” tuturnya.
Selain itu, Anne mengimbau masyarakat untuk memperhatikan himbauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Ia menegaskan bahwa peringatan dini dari BMKG harus menjadi perhatian serius bagi masyarakat di wilayah selatan Jawa Barat.
“Pertama adalah perhatikan peringatan dini dari BMKG, terutama di daerah selatan Jawa Barat. Bagian selatan ini luar biasa subur, tetapi di situ juga ancaman bencananya banyak, seperti banjir, longsor, dan cuaca ekstrem,” jelas Anne.
Baca juga: Korban Meninggal Bencana di Sukabumi Meningkat Jadi 5 Orang
Banjir yang melanda wilayah ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan antara pemanfaatan lahan dan pelestarian alam untuk mencegah bencana di masa mendatang.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang