Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penculikan di Antapani Bandung: Pelaku Ambil Kartu Ponsel Korban dan Videonya Viral

Kompas.com, 9 Desember 2024, 16:53 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Video penculikan yang menimpa Santi (43) di Bandung, Jawa Barat (abar), menjadi viral di media sosial. 

Dalam video berdurasi 43 detik tersebut, terlihat aksi dramatis penculikan yang dilakukan oleh pria bersenjata di kawasan Jalan Sukanagara Asri, Antapani, Kota Bandung, pada Minggu (8/12/2024). 

Polisi masih melakukan penyelidikan mendalam terkait kasus dugaan penculikan itu. Kompas.com mencoba menelusuri fakta sementara dalam kasus tersebut. 

Baca juga: Penculikan Wanita di Antapani Bandung, Keluarga dan Teman Arisan Diperiksa

Kronologi peristiwa

Pada Minggu siang, Santi yang terlihat berkerudung dan berbaju hitam, dihampiri oleh sebuah mobil merah tanpa pelat nomor. 

Baca juga: Kronologi Lengkap Pembunuhan Engeline di Bali, Pelaku Ibu Angkat dan Motif

Lalu ada dua pria keluar dari mobil, salah satunya menodongkan benda yang diduga senjata. Santi kemudian dipaksa masuk ke dalam kendaraan tersebut.

Berdasarkan keterangan awal, korban dibawa berkeliling di sekitar Kota Bandung selama sekitar delapan jam. 

Baca juga: Penculikan Antapani Bandung, Pelaku Antar Korban Naik Ojek dan Mengaku Suaminya

Selama perjalanan, korban dalam kondisi syok sehingga tidak berani memperhatikan lingkungan sekitarnya. Menurut polisi, pelaku yang menggunakan topi dan masker membuat korban kesulitan mengenali mereka.

Korban diturunkan 

Setelah itu, pada malam hari korban akhirnya diturunkan oleh terduga pelaku di kawasan Pasir Impun. 

Seorang tukang ojek dipanggil oleh salah satu pelaku untuk mengantarkan Santi ke rumahnya di wilayah Antapani. Dalam perjalanan pulang, korban terus menangis dan tampak sangat trauma.

Santi tiba di rumahnya sekitar pukul 20.30 WIB dalam kondisi syok berat, sehingga belum banyak informasi yang bisa diperoleh dari korban saat itu.

Pelaku ambil SIM card

Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Abdul rachman tebgah menjelaskan perihal kasus dugaan penculikan yang terjadi di kota bandung, senin (9/12/2024)KOMPAS.COM/AGIE PERMADI Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP Abdul rachman tebgah menjelaskan perihal kasus dugaan penculikan yang terjadi di kota bandung, senin (9/12/2024)

Berdasarkan keterangan korban, diduga terdapat enam orang yang terlibat dalam penculikan.  Meskipun korban tidak mengenali wajah para pelaku, ia merasa mengenali suara salah satu di antaranya. Hal ini menjadi titik terang dalam proses penyelidikan.

Lalu korban menyebut melihat botol minuman keras di dalam mobil pelaku. Temuan ini menjadi salah satu petunjuk tambahan bagi penyidik.

Sementara pelaku hanya mengambil SIM card dari ponsel korban, sementara ponselnya dikembalikan. Motif di balik penculikan ini masih menjadi teka-teki.

"Ketika handphone diambil, SIM card-nya dicabut. Diambil oleh diduga pelaku, kemudian handphonenya dikembalikan lagi. Dari semua ini, kita belum tahu motif sebenarnya dari si pelaku," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung, AKBP Abdul Rachman,

Halaman:


Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau