Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai dan Ikan Tawar Naik di Bandung, Pedagang Keluhkan Daya Beli yang Menurun

Kompas.com, 10 Januari 2025, 14:40 WIB
Agie Permadi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

 BANDUNG, KOMPAS.com – Harga komoditas cabai di Kota Bandung kembali mengalami kenaikan, membuat para pedagang mengeluh akibat berkurangnya daya beli masyarakat.

Berdasarkan pantauan di Pasar Sukajadi dan Pasar Kosambi, harga cabai kini bervariasi antara Rp 100.000 hingga Rp 120.000 per kilogram.

Seorang pedagang di Pasar Kosambi, Elly, menjelaskan bahwa harga cabai rawit merah sempat melonjak dari Rp 150.000 menjadi Rp1 20.000 per kilogram. Kenaikan ini, menurut Elly, terjadi sejak tahun baru.

"Naiknya loncat sehari setelah tahun baru jadi Rp 150.000/kg, nah sekarang Rp 120.000 turun. Kalau normalnya di harga Rp 60.000," ujarnya.

Baca juga: Kenaikan Harga Cabai di Bengkulu Dicurigai akibat Kelangkaan Pupuk dan Belum Panen

Dengan harga cabai yang tinggi, Elly mengaku kesulitan dalam pengelolaan modal.

"Kalau saya pusing di modal, jadi besar kan. Biasanya belanja Rp 1 juta, sekarang Rp 2 juta buat cabe aja," katanya.

Ia berharap harga cabai kembali normal agar pembelian tidak terus berkurang.

"Mudah-mudahan turun lagi, sekarang naik itu sebabnya pasokan dan faktor cuaca," harapnya.

Sementara itu, Elly menyebutkan bahwa harga beberapa komoditas lainnya seperti bawang dan tomat mengalami penurunan.

Baca juga: Bapanas Sebut Harga Cabai Akan Turun pada Februari

"Bawang turun dari Rp 48.000/kg jadi Rp 45.000, tomat turun dari Rp 20.000/kg jadi Rp 17.000, cabe keriting merah di harga Rp 80.000," kata Elly.

Pedagang lainnya di Pasar Sukajadi, Dida (43), mengatakan bahwa kenaikan harga cabai terjadi secara bertahap, namun kondisi ini membuatnya pasrah.

"Ke pembeli juga sekarang mah mau beli mangga (silakan) enggak juga mangga. Harapan kami mah kembali stabil, masyarakat kecil intinya ekonomi dibuat stabil," ujarnya.

Didin (52), pedagang lain di Pasar Sukajadi, menjelaskan bahwa kenaikan harga cabai disebabkan oleh pasokan yang sedikit sementara permintaan tetap tinggi.

Baca juga: Harga Cabai Tinggi Picu Inflasi di Tasikmalaya, Pemkot dan BI Stabilkan dengan Panen Raya

"Menyulitkan tentu, daya belinya kurang. Ya harapan saya minimal harganya standar lah, gak terlalu murah juga, kasian petani, tapi jangan terlalu mahal juga," ungkapnya.

Selain cabai, kenaikan juga terjadi pada harga ikan tawar di Pasar Kosambi. Dani, seorang pedagang ikan, mengatakan harga ikan mas besar naik dari Rp 42.000 menjadi Rp 45.000, ikan nila dari Rp 40.000 menjadi Rp 42.000, dan ikan gurame dari Rp 55.000 menjadi Rp 60.000 per kilogram.

Menurut Dani, kenaikan harga ikan ini terjadi sejak Natal dan Tahun Baru. Salah satu faktor yang memengaruhi kenaikan harga adalah naiknya harga pakan.

"Dari segi harga banyak faktor, kendala dari pakan naik terus. Pengaruh daya beli juga lemah," kata Dani, berharap harga ikan dapat kembali normal.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau