BANDUNG, KOMPAS.com - Menjelang perayaan Imlek, kue keranjang menjadi salah satu penganan yang paling dicari masyarakat Tionghoa.
Penjualan kue keranjang pun meningkat tajam, seperti yang terjadi di pabrik dan toko Tek Kie TQ yang terletak di Jalan Pajagalan, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung.
Dalam sebulan terakhir, penjualan kue keranjang di tempat ini bahkan menembus 2.000 buah per hari.
Baca juga: 39 Replika Naga Meriahkan Imlek dan Cap Go Meh di Pontianak
Vincent, pemilik Tek Kie TQ, mengungkapkan bahwa penjualan kue keranjang ini terus meningkat dari 500 buah sehari hingga 2.000 buah menjelang Imlek.
"Kita mulai produksi sebulan sebelumnya, dan bisa mencapai 2.000 pieces sehari. Biasanya cuma 500 pieces," jelasnya pada Jumat (21/01/2025).
Harga kue keranjang di Tek Kie TQ bervariasi, mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 50.000, tergantung pada beratnya. Tersedia pilihan dengan berat 300 gram, 500 gram, hingga satu kilogram.
Menariknya, kue keranjang yang merupakan makanan tradisional khas Imlek ini tak hanya diminati oleh masyarakat Tionghoa, tetapi juga oleh masyarakat umum, khususnya yang berada di Kota Bandung.
Baca juga: Melihat Pembuatan Kue Keranjang Khas Imlek di Solo, Diolah secara Tradisional Gunakan Tungku
"Sekarang pembeli kue keranjang bukan hanya masyarakat Tionghoa, tapi juga masyarakat biasa," ujar Vincent.
Selain itu, Tek Kie TQ juga mengirimkan kue keranjang ke luar daerah, terutama di sekitar Pulau Jawa.
"Kami banyak kirim ke luar kota, seperti daerah-daerah sekitar Pulau Jawa," katanya.
Meskipun bahan baku kue keranjang sama dengan dodol pada umumnya, Vincent menjelaskan bahwa proses pembuatannya berbeda.
"Perbedaannya ada pada prosesnya. Kalau dodol biasa dimasak dulu baru dimasukkan ke cetakan, kue keranjang dimasukkan cetakan dulu baru dikukus," ungkapnya.
Selain itu, bahan campuran juga sedikit berbeda.
Proses produksi kue keranjang ini cukup panjang, bisa lebih dari satu hari.
"Kita campurkan gula dan tepung ketan, lalu dimasukkan ke cetakan. Setelah itu, dikukus di-oven selama 24 jam, dan setelah itu di-packing. Seluruh proses produksi bisa memakan waktu hingga 27 jam," tutup Vincent.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang