Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap Alasan Warga Ramai Kunjungi Goa Safarwadi Tasikmalaya, Klarifikasi Jalan ke Mekkah

Kompas.com, 10 Februari 2025, 16:03 WIB
Irwan Nugraha,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Hebohnya video di media sosial yang menarasikan adanya jalan pintas menuju Mekkah, Arab Saudi, di Goa Safarwadi, Desa Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dipertanyakan kebenarannya oleh berbagai kalangan.

Cerita zaman dulu itu telah ada sejak ratusan tahun lalu, bukan hanya saat viral di medsos beberapa hari lalu.

Goa Safarwadi selama ini dikenal sebagai patilasan atau tempat ibadah salah satu penyebar atau syiar Islam di Tasikmalaya dan sekitarnya oleh Syekh Abdul Muhyi.

Syekh Abdul Muhyi merupakan murid dari wali para wali, Syekh Abdul Qodir Djaelani, asal tanah Arab sebagai penyiar Islam ternama.

Hal itu dibuktikan dengan makam Syekh Abdul Muhyi dan para murid-muridnya di dekat kawasan Goa Safarwadi.

Baca juga: Menelusuri Goa Safarwadi Tasikmalaya yang Diyakini Jalan Pintas Menuju Mekkah

"Itu cerita zaman dulu para wali yang memiliki karamah dari Allah SWT. Jadi, bukan cerita saat ini ada orang yang bisa pergi ke Mekkah dan viral. Salah itu," kata salah satu peziarah asal Tasikmalaya, Uni Furqon (38), kepada Kompas.com, Senin (10/2/2025).

"Jadi, tempat itu adalah patilasan atau tempat yang dulunya dipakai Syekh Abdul Muhyi beribadah," tuturnya.

Uni pun berharap publik tak menyalahartikan video viral bernarasi tersebut seolah-olah ada kejadian seperti itu pada zaman sekarang.

Cerita itu adalah informasi mulut ke mulut dari para murid Syekh Abdul Muhyi sampai ke para santri di beberapa pondok pesantren di Desa Pamijahan tersebut.

"Kalau zaman dulu dengan karamah yang diberikan Allah SWT kepada para walinya, itu sangat mungkin dan memang itu ada buktinya. Namun, kalau misalkan orang zaman sekarang berharap begitu, itu masih jauh sekali kebenarannya," tambah Uni.

Baca juga: DPRD Imbau Masyarakat Bijak soal Goa Safarwadi yang Diyakini Jalan Pintas ke Mekkah

Mohammad Iqbal (45), warga Tasikmalaya lainnya, mengaku lokasi ini hampir sama dengan tempat patilasan dan pemakaman yang diziarahi warga ke lokasi para Wali Songo di Tanah Jawa.

Para wali penyebar Islam tentunya lekat dengan berbagai cerita masing-masing karamah yang diturunkan kepada para muridnya sampai saat ini.

"Jadi, kalau alasan para peziarah itu berkunjung, seperti saya berdoa meminta kepada Allah SWT atas rasa syukurnya kepada para pembawa ajaran Islam ke Indonesia, khususnya di Tanah Jawa. Salah satunya Syekh Abdul Muhyi di Pamijahan, Tasikmalaya," ucap dia.

Selama ini, umat muslim dari berbagai daerah se-Indonesia selalu penuh berkunjung untuk ziarah ke lokasi tersebut.

Apalagi saat bulan Islam Robiul Awal, Muharram, dan Rajab, tempat ziarah itu selalu dipenuhi pengunjung wisata religi.

Halaman:


Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau