Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Penundaan Pengangkatan PPPK, Ribuan Tenaga Honorer Demo DPRD Garut

Kompas.com, 12 Maret 2025, 16:08 WIB
Ari Maulana Karang,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com – Ribuan tenaga honorer di lingkungan Pemkab Garut yang lolos menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), Rabu (12/03/2025), menggelar aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Garut.

Mereka menolak kebijakan penundaan pengangkatan PPPK yang rencananya baru akan diangkat pada Maret 2026 mendatang.

Para tenaga honorer yang tergabung dalam Forum Aliansi Guru dan Karyawan (FAGAR) Kabupaten Garut tersebut mendatangi Gedung DPRD Garut untuk menyampaikan aspirasi mereka.

Perwakilan mereka pun diterima langsung oleh perwakilan DPRD Garut serta Sekretaris Daerah Kabupaten Garut.

Baca juga: Penundaan Pengangkatan CASN Direspons Guru Aceh: Menyakitkan Hati...

Ketua FAGAR Kabupaten Garut, Ma’mol Abdul Faqih, mengungkapkan saat ini di Garut ada sekitar 1.600 tenaga honorer, mulai dari guru, tenaga kesehatan, dan tenaga teknis lainnya, yang seharusnya dilantik menjadi PPPK bulan April tahun ini, tetapi harus tertunda hingga tahun 2026.

Hal inilah yang ditolak oleh mereka hingga turun aksi.

"Harusnya April tahun ini sudah dilantik karena sekarang saja 599 honorer NIP PPPK-nya sudah terbit, jadi tinggal sedikit lagi rampung, semua bisa dilantik, tiba-tiba ada edaran dari Kemen PAN-RB menunda," katanya di sela aksi.

Ma’mol berharap DPRD Garut bisa ikut menyuarakan keresahan para tenaga honorer akibat penundaan tersebut dengan cara bersurat ke pemerintah pusat untuk menolak surat edaran penundaan pengangkatan PPPK dan CASN yang dikeluarkan Kemen PAN-RB.

Baca juga: Pengangkatan CPNS dan PPPK Ditunda, Ini Tanggapan Guru Besar UGM

"DPRD Garut harus menolak kebijakan soal penundaan pengangkatan PPPK dan CASN. Kalau perlu, sama-sama ke pusat menyuarakan penolakan ini," katanya.

Iman Alirahman, anggota Komisi I DPRD Garut yang juga mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Garut, menegaskan pihaknya tentu akan berupaya memperjuangkan hak para honorer yang akan diangkat menjadi PPPK dan siap jika harus menyuarakan tuntutan para honorer ke pemerintah pusat.

"Kami sudah sepakat bahwa ke mana pun harus kami datang, konsultasi, kami siap untuk memenuhi kewajiban itu," ucap Iman.

Iman mengaku akan segera melakukan koordinasi dan komunikasi dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat agar bisa menerima aspirasi dari para honorer di Garut.

"Kami besok akan ke Jakarta untuk menyampaikan bahwa Pemda Garut sudah siap mengangkat para honorer jadi PPPK," katanya.

Di tempat yang sama, Nurdin Yana, Sekretaris Daerah Kabupaten Garut, pun menegaskan bahwa pemerintah daerah bersama DPRD Garut akan berangkat ke Jakarta dan berusaha meyakinkan pemerintah pusat bahwa Pemkab Garut telah siap mengangkat para tenaga honorer menjadi PPPK.

"Kami sudah siap dengan berbagai kebutuhan kepentingan itu (pengangkatan) bahwa sampai dengan paruh waktu sekalipun," ucapnya.

Nurdin mengakui, secara normatif kebijakan penundaan pengangkatan ini tidak mungkin lagi karena regulasi tertinggi ada di Kemen PAN-RB terkait dengan pengangkatan PPPK itu.

Namun, pemerintah dan DPRD Garut akan berusaha memperjuangkan apa yang jadi aspirasi para honorer sekecil apapun peluangnya.

"Sekecil apa pun peluangnya, kami bersama DPRD akan melakukan upaya-upaya politik," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau