Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Pria di Sukabumi Diduga Curi HP, Ketahuan Usai Update Status di Akun TikTok Korban

Kompas.com, 6 April 2025, 07:49 WIB
Riki Achmad Saepulloh,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Sat Reskrim Polres Sukabumi berhasil mengamankan satu dari dua terduga pelaku pencurian handphone di Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Pria berinisial S alias E ditangkap pada Sabtu (5/4/2025) dini hari dan kini berada di Mapolres Sukabumi.

Kasat Reskrim Polres Sukabumi, Iptu Hartono, menjelaskan bahwa S alias E adalah salah satu dari dua orang yang diduga kuat melakukan pencurian handphone milik korban berinisial A. "Terduga pelaku berinisial S alias E sudah kita amankan, satu orang lagi berinisial S masih dalam pengejaran," ungkap Iptu Hartono saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (5/4/2025) siang.

Baca juga: Dilacak Korbannya, Pencuri HP dan Gitar di Salatiga Ditangkap di Tuntang

Iptu Hartono mengungkapkan bahwa A kehilangan telepon selulernya pada Kamis (3/4/2025) saat rumahnya dalam kondisi renovasi.

Setelah kehilangan handphone, keluarga korban merasa curiga dengan adanya pembaruan status di akun TikTok milik A, padahal handphone tersebut sedang hilang.

"Handphone-nya kan hilang. Kemudian akun TikTok korban sempat update dengan status orang-orang yang tidak dikenal. Setelah ditelusuri, ada salah seorang yang dikenali dalam status itu dan kemudian disusul ke pria berinisial S yang diduga pelaku. Namun S saat itu tidak ketemu, yang akhirnya berkembang ke pelaku satu lagi berinisial S alias E yang kemudian diamankan," lanjut Iptu Hartono.

S alias E ditangkap oleh warga di kantor desa pada Jumat (4/4/2025) malam, dengan kehadiran pihak desa dan polsek setempat.

Namun, situasi di kantor desa menjadi tidak kondusif karena banyaknya warga yang penasaran, mengingat selama bulan Ramadhan sering terjadi kehilangan.

Baca juga: Video Viral Pencuri HP di Semarang Dikejar Warga hingga Basah Kuyup Masuk Gorong-gorong

"Korban sempat ingin diselesaikan di kantor desa karena ingin handphone-nya dikembalikan. Namun banyak warga yang berdatangan karena selama bulan Ramadhan sering terjadi kehilangan, seperti hilang motor dan hilang pisang. Karena situasi tidak kondusif, akhirnya petugas desa dan polsek meminta bantuan dari pihak Polres, dan terduga kemudian diamankan ke Polres. Korban telah membuat laporan polisi," papar Iptu Hartono.

Saat ini, S alias E masih diamankan di Polres Sukabumi.

Dalam dugaan pencurian handphone tersebut, ia bertugas mengamati situasi, sedangkan S yang masih buron diduga merupakan eksekutor pencurian. "Hasil pemeriksaan menunjukkan korban mengalami kerugian sekitar Rp 3 juta akibat handphone-nya dicuri. Saksi-saksi sudah diperiksa, dan terduga pelaku telah dilakukan klarifikasi. Barang bukti yang diamankan meliputi dusbook, kuitansi, dan barang bukti yang ditinggalkan pelaku di rumahnya," tutup Iptu Hartono.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau