Editor
KOMPAS.com - Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM) telah merespons kabar dugaan eksploitasi yang dialami oleh mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI) di Taman Safari Indonesia.
Belakangan, para mantan pemain sirkus tersebut mulai mengungkapkan pengalaman pahit mereka terkait kekerasan yang dialami selama bekerja di tempat hiburan keluarga tersebut.
Wakil Menteri HAM, Mugiyanto, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan mediasi dan mendengarkan berbagai keluhan dari para mantan pemain sirkus.
"Jadi memang hari ini kami mendengarkan (keluhan) mereka. Kami sudah membaca dan mendengar, karena kasus ini memang sudah viral tentang apa yang terjadi pada mantan karyawan Oriental Circus Indonesia. Mereka minta audiensi, dan kami terima serta dengarkan," ujar Mugiyanto pada Selasa (15/4/2025), seperti yang dilansir dari Tribun Jabar.
Baca juga: Demi Konten, Pengunjung Nekat Turun di Area Kuda Nil Taman Safari Prigen
Mugiyanto menambahkan bahwa testimoni para korban menunjukkan banyaknya pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi, termasuk kekerasan.
"Ada kemungkinan banyak sekali tindak pidana yang terjadi di sana, banyak kekerasan. Salah satu yang penting adalah soal identitas. Identitas seseorang adalah hak dasar, dan beberapa dari mereka bahkan tidak tahu siapa orang tuanya," ungkapnya.
Dalam audiensi tersebut, Mugiyanto juga meminta maaf kepada para korban yang harus menyampaikan testimoni yang memilukan dan berpotensi menimbulkan trauma.
Ia berjanji untuk mengupayakan agar peristiwa serupa tidak terulang.
"Setelah mendengar laporan dari para korban, kami juga akan mencari keterangan dari pihak yang dilaporkan sebagai pelaku. Ini harus kami lakukan secepatnya untuk mencegah hal yang sama terulang,” kata Mugiyanto.
Salah satu mantan pemain sirkus, Fifi, menceritakan pengalaman traumatisnya.
Ia mengaku pernah diseret dan dikurung di kandang macan.
"Saya sempat diseret dan dikurung di kandang macan, susah buang air besar. Saya nggak kuat, akhirnya saya kabur lewat hutan malam-malam, sampai ke Cisarua. Waktu itu sempat ditolong warga, tapi akhirnya saya ditemukan lagi,” tuturnya di hadapan Wakil Menteri HAM.
Fifi juga menyatakan bahwa setelah kembali, ia mengalami siksaan yang lebih kejam, termasuk disetrum di bagian sensitifnya. "Saya diseret, dibawa ke rumah, terus disetrum," ujarnya dengan suara lirih.
Kisah menyedihkan juga datang dari Butet, mantan pemain sirkus lainnya, yang mengaku sering mendapatkan perlakuan kasar.
"Kalau main saat show tidak bagus, saya dipukuli. Pernah dirantai pakai rantai gajah di kaki, bahkan untuk buang air saja saya kesulitan," kata Butet.