BOGOR, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengunjungi SDN Leuwibatu 02 dan 03, Desa Leuwibatu, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kondisi dua sekolah yang berdampingan ini sangat memprihatinkan, atap plafon berlubang, dinding, dan keramik retak.
Tepat pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Abdul Mu'ti memberikan sesi mengajar dan memotivasi siswa-siswi agar lebih giat belajar.
Siswa-siswi masih tampak ceria dan tertawa di tengah kondisi bangunan sekolah yang rusak.
Terlebih, ketika Mendikdasmen mengambil alih sesi kegiatan belajar mengajar tentang ekosistem dan rantai makanan.
Baca juga: Wamen Dikdasmen Enggan Tanggapi Keracunan MBG dan Program Dedi Mulyadi Siswa Masuk Barak Militer
Para pelajar kedua sekolah itu menyimak dengan saksama proses terbentuknya rantai makanan yang digambarkan melalui smart board.
"Karena ada binatang lain yang perlu untuk makanan, dari ular memakan binatang lain, apa yang dimakan oleh ular? Iya benar, tikus, siapa yang pelihara tikus... Nah ini pelajaran tentang rantai makanan," ucap Abdul Mu'ti di hadapan para siswa-siswi yang disambut dengan ceria.
Oleh karena itu, Mu'ti mengatakan betapa pentingnya menjaga kelestarian hewan sebagai bagian dari kehidupan makhluk hidup.
Maka, dengan rantai makanan ini pula, semua harus mengerti mengenai binatang-binatang yang ada di sekitar.
Tak hanya itu, penting juga untuk menjaga lingkungan atau alam. Sebab, dari sini alam akan menjaga semua makhluk hidup.
Baca juga: Pendidikan Era Presiden Prabowo, Siswa SD hingga SMA Dikenalkan Papan Belajar Interaktif
"Kita harus memiliki sikap menyayangi binatang-binatang itu, tidak boleh kita berbuat jahat bahkan kepada binatang sekalipun. Kemudian kalau alam tidak rusak, insya Allah hidup kita akan makmur, tenang, aman, bahagianya di sini sehingga jangan merusak," tuturnya.
"Kalian beruntung hari ini bisa belajar dengan Pak Menteri," sambung Abdul Mu'ti sambil menunjuk atap plafon yang berlubang.
Dia pun bertanya nama sekolah tersebut.
"Ini namanya sekolah apa, ini kok ada lubang di atasnya, namanya sekolah Batman ya," ucap Abdul Mu'ti diiringi tawa siswa-siswi.
Di ruangan kelas yang atapnya berlubang itu, Abdul Mu'ti memberikan motivasi untuk menjadi pelajar yang selalu memiliki ambisi dengan cara rajin dan disiplin.
Mu'ti pun membagikan tujuh kebiasaan agar menjadi anak Indonesia hebat, yaitu bangun pagi, beribadah, olahraga, makan sehat bergizi, gemar belajar, pandai bermasyarakat, dan tidur cepat.
Baca juga: Hardiknas, Pemprov Banten Luncurkan Sekolah Gratis, Total 811 Swasta
"Walaupun kalian tinggal di desa, di kampung, tidak boleh menjadi anak yang rendah diri, harus semangat, harus rajin belajar, Insya Allah kalian semua akan menjadi anak-anak yang hebat," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Mu'ti berjanji membangun ulang bangunan sekolah menjadi dua lantai.
Selain itu, akan dibangun fasilitas sarana smart classroom, perpustakaan, lengkap dengan toiletnya.
Untuk saat ini, pemerintah telah memberikan bantuan smart board atau papan interaktif digital.
SDN Leuwibatu 02 dan 03 ini menjadi percontohan program revitalisasi sekolah dan digitalisasi pembelajaran.
Adapun program revitalisasi sekolah dan digitalisasi pembelajaran merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang