Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaki Hilang di Cikuray, Pegiat Alam Imbau Pendaki Hanya lewat 3 Jalur Resmi

Kompas.com, 21 Mei 2025, 08:27 WIB
Ari Maulana Karang,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com – Kasus hilangnya seorang pendaki di Gunung Cikuray yang belakangan ditemukan oleh para pemburu menjadi pengingat penting bagi para pendaki untuk memilih jalur pendakian yang aman dan dikelola dengan baik.

“Pilih jalur pendakian yang resmi, dikelola dengan baik, jalur pendakian terawat, ada petugas penjaga di pos-pos tertentu, dan ada asuransi bagi pendaki,” jelas Fauzi, pegiat lingkungan dari Perhimpunan Wanadri yang aktif memberikan edukasi kegiatan alam liar di Garut, Selasa (20/5/2025).

Menurut Fauzi, jalur pendakian di Gunung Cikuray memiliki banyak punggungan dan jurang yang bisa membingungkan pendaki. Karena itu, penting memastikan jalur yang dipilih aman dan memiliki penunjuk arah yang jelas.

“Setahu saya, jalur pendakian ke Cikuray yang resmi ada kerja sama dengan Perhutani hanya ada tiga. Jalur Pemancar di Kecamatan Cilawu, jalur Cintanagara, dan Tapak Gerot di Kecamatan Cigedug,” katanya.

Baca juga: Pendaki asal Karawang Hilang di Gunung Cikuray

Administratur Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Garut, Herdy Indriawan, membenarkan bahwa Perhutani hanya bekerja sama dengan tiga jalur resmi pendakian.

“Yang pertama jalur Pemancar, jalur Cintanagara, dan Tapak Gerot,” jelas Herdy saat ditemui di kantor Perhutani Garut, Selasa sore.

Tiga jalur ini, menurut Herdy, dikelola oleh warga setempat yang secara aktif merawat jalur pendakian, menjaga pos-pos tertentu, dan menyediakan asuransi bagi pendaki.

“Kita mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, jadi ada asuransi bagi pendaki di tiga jalur ini,” ujarnya.

Sementara itu, Hendro selaku pengelola jalur pendakian Tapak Gerot menyebutkan bahwa setiap pendaki yang melalui jalur tersebut mendapatkan perlindungan asuransi dari tiket yang dibayarkan saat registrasi.

Baca juga: Remaja yang Sempat Hilang di Cikuray Garut Baru Kali Pertama Naik Gunung

Selain asuransi, Hendro menambahkan bahwa pihaknya rutin melakukan perawatan jalur dan memasang penunjuk arah demi keamanan pendaki. “Ada waktu-waktu tertentu kita tutup pendakian untuk perawatan jalur, pemasangan penunjuk arah, agar lebih jelas, jangan sampai pendaki nyasar,” ujarnya.

Pendakian melalui jalur Tapak Gerot dapat dilakukan secara tektok (pulang-pergi) atau bermalam di pos 3 yang telah dilengkapi fasilitas area camp dan fasilitas umum lainnya.

“Biasanya pendaki mengejar matahari terbit di puncak. Bagi pendaki tektok, registrasi dibuka di basecamp mulai pukul 04.00 sampai pukul 07.00 WIB. Kemudian dari pukul 07.00 sampai 14.00 WIB, dibuka registrasi bagi pendaki yang akan ngecamp di pos 3. Dan yang ngecamp biasanya berangkat menuju ke puncak jam 2 atau jam 3 dini hari untuk menikmati suasana sunrise di puncak Gunung Cikuray (summit attack),” katanya.

Waktu tempuh pendakian melalui jalur Tapak Gerot sendiri berkisar antara 6 hingga 8 jam, tergantung kondisi fisik dan mental pendaki.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau