Editor
KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menanggapi julukan "Gubernur Lambe Turah" yang disematkan kepadanya oleh anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKB, Andi Muawiyah Ramly.
Ia menerima sebutan tersebut dengan sikap santai dan menyampaikan harapan agar hal itu tetap membawa manfaat bagi masyarakat luas.
"Saya ucapkan terima kasih bapak ya, bapak baik sekali sama saya memberikan gelar lambe turah," ujar Dedi dalam unggahan di akun media sosialnya yang telah dikonfirmasi oleh Kompas.com, Jumat (23/5/2025).
Baca juga: Kata Dedi Mulyadi soal Geger Grup Mesum Fantasi Sedarah
Meski demikian, Dedi mengoreksi pernyataan Andi yang menyebut dirinya mengembangkan 10.000 UMKM dengan kebijakan vasektomi. Menurut Dedi, pernyataan tersebut tidak berdasar dan tidak pernah ia keluarkan.
"Pendapat dan pernyataan itu tak pernah ada, silakan bapak cari, saya tak pernah mengeluarkan pernyataan itu," tegasnya.
Dedi menjelaskan bahwa yang pernah ia sampaikan adalah imbauan kepada masyarakat yang memiliki lebih dari tiga anak untuk mengikuti program Keluarga Berencana (KB), baik pria maupun wanita.
Ia menambahkan, imbauan tersebut khususnya ditujukan bagi warga yang menerima bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat—seperti bantuan rumah, listrik, dan pendidikan untuk anak-anak—agar mempertimbangkan program KB. Ia pun menekankan pentingnya peran laki-laki dalam program tersebut.
"Kasihan jangan terus-terusan perempuan yang menanggung beban," ujar Dedi.
Menurutnya, program KB memiliki banyak pilihan, mulai dari kontrasepsi hingga pil. Namun untuk penjelasan lebih teknis, ia menyarankan agar hal itu dijelaskan langsung oleh kementerian terkait.
Baca juga: Dedi Mulyadi Turunkan Inspektorat Periksa Dugaan Pungli di SMKN 13 Bandung
"Nanti yang jelasin Menteri Kependudukan. Lebih bagus Menteri Kependudukan dipanggil, diminta penjelasan," katanya.
Dedi menegaskan bahwa semua kebijakan yang ia ambil bertujuan untuk kebaikan masyarakat Jawa Barat. Bahkan, menurutnya, kebijakan-kebijakan di provinsi yang ia pimpin kini mulai mendapat perhatian dari berbagai pihak di luar daerah.
"Artinya sekarang banyak orang yang cinta sama Jawa Barat," ucapnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang