BANDUNG, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, mengunjungi N (21), seorang bobotoh yang saat ini dalam kondisi kritis dan mendapatkan perawatan intensif di RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Selasa (27/5/2025) sore.
N mengalami kecelakaan setelah jatuh dari Jembatan Pasupati saat merayakan gelar juara Persib Bandung pada Sabtu (24/5/2025), setelah pertandingan terakhir melawan Persis Solo dan penyerahan piala juara Liga 1 musim 2024-2025.
"Saya turut prihatin atas apa yang menimpa bobotoh Persib di Bandung. Kami sebagai pimpinan di kota ini tentu hadir untuk menunjukkan perhatian dan empati kepada korban. Terlepas dari siapa yang salah, ini adalah musibah yang tidak diinginkan," ungkap Erwin di RSHS Bandung.
Baca juga: Bobotoh Kritis usai Terjatuh dari Jembatan Pasoepati Bandung
Erwin juga memastikan bahwa N mendapatkan pelayanan medis yang optimal sejak awal penanganan.
"Tadi saya lihat sendiri, pelayanan di rumah sakit ini sangat baik. Dari awal masuk, dirawat, bahkan sampai diberikan ventilator dan bantuan untuk ginjalnya. Semua ditangani dengan serius," jelasnya.
N, yang merupakan salah satu korban yang dikunjungi Erwin, adalah seorang ayah muda yang baru memiliki satu anak.
Erwin pun mendoakan agar N segera melewati masa kritis dan cepat sembuh.
"Saya mendoakan agar ada keajaiban dari Allah, semoga lekas pulih. Apalagi mereka pasangan muda dan baru punya satu anak. Jangan sampai anaknya jadi yatim. Kita semua harus ikut membantu," ucap Erwin.
Wakil Wali Kota juga memberikan nomor kontak pribadinya kepada keluarga korban dan membuka pintu selebar-selebarnya jika ada kendala selama masa perawatan.
"Tadi saya sudah ketemu istrinya. Kalau ada masalah atau kebutuhan apapun, bisa langsung hubungi saya. Jangan sungkan," tegasnya.
Baca juga: 20 Kecelakaan saat Bobotoh Rayakan Persib Juara, Satu Kritis Terjatuh dari Jalan Layang
Erwin mengimbau masyarakat agar lebih bijak dalam mengekspresikan kegembiraan dan tidak berlebihan.
"Rayakan kemenangan boleh, tapi tetap dengan batas wajar. Jangan sampai euforia berubah menjadi tragedi. Kita semua harus lebih berhati-hati," tandasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang