KARAWANG, KOMPAS.com - Sebanyak 22 suporter Persikas Subang yang membentangkan spanduk bertuliskan "Selamatkan Persikas" pada acara Nganjang ka Warga edisi ke-9 di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, telah dipulangkan oleh pihak kepolisian pada Kamis (29/5/2025) pukul 21.00 WIB.
Sebelumnya, mereka sempat dibawa ke Polres Subang untuk dimintai keterangan.
Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu melalui Kasatreskrim AKP Bagus Panuntun menjelaskan bahwa para suporter tersebut dibawa ke Polsek Ciasem untuk pemeriksaan awal.
"Sebagian dari mereka langsung dipulangkan malam itu juga. Namun, ada beberapa yang dipanggil kembali keesokan harinya karena pemeriksaan belum selesai dan sebagian orangtua sulit dihubungi," ujar Bagus dalam keterangannya pada Jumat (30/5/2025).
Baca juga: Simak Sejumlah Fakta Dedi Mulyadi Murka kepada Pendukung Persikas Subang
Bagus menambahkan bahwa demi menjaga kenyamanan dan kelancaran pemeriksaan, Tim Jatanras Polres Subang menjemput para suporter untuk dibawa ke Mapolres Subang guna melanjutkan pendataan.
"Setelah pendataan selesai, seluruh suporter tersebut kini telah dikembalikan kepada orangtua masing-masing dan sudah diperbolehkan pulang," kata Bagus.
Para suporter Persikas dipulangkan setelah menjalani pendataan dan pemeriksaan di Polres Subang, dengan pendampingan dari orangtua mereka.
Menurut Bagus, mereka juga dipanggil oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di kediamannya di Lembur Pakuan Subang pada Jumat pagi.
Sebelumnya, aksi puluhan suporter tersebut dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kabar bahwa klub kebanggaan warga Subang, Perserikatan Sepakbola Indonesia Kabupaten Subang (Persikas), akan dijual.
Baca juga: Ngamuk ke Suporter Persikas, Dedi Mulyadi: Kemarahan Saya Akan Diframing, Silakan Saja...
Dalam acara tersebut, saat Gubernur Dedi Mulyadi sedang berdialog dengan warga, suasana tiba-tiba berubah riuh ketika sekelompok pemuda membentangkan spanduk bertuliskan "Selamatkan Persikas".
Dedi Mulyadi yang berada di atas panggung menanggapi aksi tersebut dengan nada marah dan meminta para pemuda untuk menurunkan spanduk.
Tindakan tersebut pun menjadi viral di media sosial.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang