Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temui Dedi Mulyadi, Tangis Keluarga Korban Longsor Gunung Kuda Pecah

Kompas.com, 2 Juni 2025, 12:38 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Reni Susanti

Tim Redaksi

CIREBON, KOMPAS.com - Suasana haru pecah saat sejumlah keluarga korban meninggal dunia akibat musibah longsor Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, bertemu Gubernur Dedi Mulyadi di Gedung Negara Bale Jaya Dewata, Kota Cirebon, pada Senin (2/6/2025) pagi.

Tangisan terdengar dari istri, ibu, dan anak-anak yang ditinggal oleh bapaknya.

Dedi Mulyadi terlihat mendekap erat anak-anak korban longsor yang kini menjadi anak yatim. Kondisi ini membuat suasana semakin emosional.

Baca juga: Pencarian Keempat Dilanjutkan, Ini Daftar 6 Orang Hilang Longsor Gunung Kuda

Tim petugas mencatat ada 19 orang yang meninggal dunia, dan seluruhnya berjenis kelamin pria.

Kesedihan Mendalam Sri Mulyani, Istri Korban

Sri Mulyani, istri dari Rusjaya, korban meninggal dunia akibat musibah longsor itu, tak kuasa menahan tangis. Ia merasa sangat kehilangan suami yang juga menjadi bapak dari seorang putri.

Sri menyebut Rusjaya adalah satu dari 14 korban yang ditemukan pada hari pertama.

Hari itu menjadi hari terberat dalam hidupnya lantaran harus menerima kenyataan bahwa belahan jiwanya telah pergi selamanya.

Baca juga: Demi Keselamatan, Pencarian 6 Korban Longsor Gunung Kuda Dihentikan Lebih Awal

Tak hanya kesedihan atas kepergian sang suami, Sri juga memikirkan nasib anaknya, buah dari pernikahannya dengan Rusjaya. Terlebih anaknya masih berusia sangat dini dan duduk di bangku Taman Kanak-Kanak.

"Ya berat, Mas, sangat berat. Suami saya meninggal dan ditemukan di hari pertama. Kami ke sini ingin bertemu Gubernur Pak Dedi," kata Sri saat ditemui di lokasi, Senin (2/6/2025) pagi.

Harapan Sri sangat besar untuk mendapatkan bantuan dari Gubernur Jawa Barat, terutama bantuan pendidikan. Ia ingin anaknya terus bersekolah hingga menjadi anak yang sukses di masa depan.

Bantuan Rp50 Juta per Keluarga dan Komitmen Pendidikan

Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat, menyampaikan bahwa kehadirannya menemui keluarga korban adalah untuk mengungkapkan rasa kepedulian dan empati terhadap keluarga yang telah kehilangan satu-satunya orang berharga dalam hidup mereka, yakni seorang bapak.

Dedi berharap kehadirannya menjadi pelipur lara dan dapat meringankan beban yang kini mereka tanggung. Salah satu caranya, Pemerintah Provinsi bersama pihak terkait memberikan bantuan senilai Rp50 juta per keluarga.

"Terkait bantuan yang kami berikan kepada para korban longsor, sumbernya dari Baznas, BJB Peduli, pejabat Pemprov Jabar, dari saya pribadi, Pemkab Cirebon, Kapolda, dan juga Ibu Kapolresta. Totalnya untuk para korban dapat Rp 50 juta per kepala keluarga, saya hitung," kata Dedi Mulyadi usai menemui keluarga korban di Gedung Negara.

Dedi juga akan membantu anak-anak korban meninggal dunia akibat musibah longsor Gunung Kuda ini untuk melanjutkan pendidikan hingga tuntas tingkat menengah atas. Bila perlu, bagi anak-anak yang ingin melanjutkan, Dedi siap membantu hingga perguruan tinggi kelak.

Sanksi Tegas untuk Pertambangan Ilegal

Dedi mengungkapkan, sanksi tegas sudah dikeluarkan oleh ESDM dengan menghentikan total seluruh izin pertambangan.

Hal ini dilakukan karena secara bukti mereka telah melanggar larangan-larangan yang akhirnya menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit.

Dedi juga mempercayakan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk bekerja secara profesional. Pihaknya menghormati seluruh keputusan Kepolisian Cirebon dan berjanji tidak akan mencampuri penanganan kasus pidananya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Eks Aktivis Beberkan Cara NII Gaet Pelajar Sampai Mahasiswa
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau