SUMEDANG, KOMPAS.com – Menjelang Idul Adha 1446 Hijriah, para peternak dan pedagang hewan kurban di Pasar Hewan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, mengeluhkan sepinya pembeli dan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang belum mereda.
H. Umar, pedagang kambing asal Kecamatan Tanjungsari, menyebut penjualan tahun ini anjlok drastis dibanding tahun lalu.
"Tahun ini mah sepi pisan, barang (kambing dan domba) banyak, pembelinya sepi," ujar Umar kepada Kompas.com di Pasar Hewan Tanjungsari, Selasa (3/6/2025) pagi.
Ia mengungkapkan, jika tahun lalu mampu menjual hingga 500 sampai 600 ekor kambing, tahun ini baru puluhan ekor yang laku.
Baca juga: Hewan Kurban di Jakarta Timur Dipastikan Bebas Penyakit Berbahaya
"Tahun lalu, bisa jual sampai 600 ekor. Sekarang, empat hari menjelang Lebaran baru jual puluhan ekor, hari ini baru bisa jual dua ekor. Parah pisan sekarang, pembelinya gak ada," tutur Umar.
Menurut Umar, penurunan daya beli diduga karena kondisi ekonomi masyarakat yang sedang sulit.
"Mungkin karena sekarang ekonomi lagi susah, orang-orang lagi pada susah cari uang," sebutnya.
Dari sisi harga, ia menyebut tidak ada kenaikan signifikan menjelang Idul Adha. Kambing atau domba tipe Super A dijual Rp 7,5 juta hingga Rp 8 juta per ekor, Super B sekitar Rp 6,5 juta, dan tipe C sekitar Rp 2,5 juta.
Baca juga: Hasil Penjualan Buat Biaya Haji Orangtua, Sapi Kurban Prabowo Dibeli Rp 125 Juta
"Kalau harga normal, malah di Pasar Tanjungsari ini harganya relatif lebih murah jika dibandingkan dengan harga di Bandung," kata Umar.
Hal serupa disampaikan H. Daud, peternak sekaligus pedagang sapi asal Tanjungsari. Ia mengaku, penjualan sapi tahun ini juga turun drastis dibanding tahun sebelumnya.
"Kalau yang umum harganya normal di kisaran segitu. Jarang-jarang yang beli kualitas super yang Rp 30 juta ke atas. Masalahnya yang belinya sekarang mah gak ada, kalau tahun lalu bisa jual sampai 200 ekor, tahun ini mah cuma puluhan ekor," ujar Daud.
Daud juga menghadapi masalah tambahan: banyak sapi miliknya mati akibat PMK.
"Makanya, tahun sekarang mah udah gak aneh pedagang sapi itu jual setengah harga. Pembelinya kurang, belum lagi masalah penyakit yang belum ada obatnya. Bikin pusing, malem kasih makan, besoknya harus dikubur," tutur Daud.
Ia berharap pemerintah hadir memberikan solusi terhadap penyakit yang menyerang hewan ternak.
"Iya harapannya, mohonlah pemerintah punya solusi mengatasi masalah penyakit ini, jadi peternak seperti kita ga terlalu rugi seperti sekarang," sebutnya.
Sementara itu, Lia Damayanti (45), warga Simpang, Kecamatan Pamulihan, Sumedang, mengaku rutin membeli hewan kurban di Pasar Hewan Tanjungsari karena harganya yang lebih terjangkau.
"Hampir tiap tahun menjelang Idul Adha memang beli kambing langsung ke sini. Harganya lebih murah. Dulu juga waktu masih tinggal di Bandung belinya ke sini, tahu dari bapak yang udah langganan juga di sini," kata Lia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang