Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib 1.100 Honorer Kota Tasikmalaya Menggantung: Kami Ingin Kejelasan

Kompas.com, 5 Juni 2025, 20:24 WIB
Reni Susanti

Editor

TASIKMALAYA, KOMPAS.com – Hingga kini, Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya belum mampu memberikan kepastian soal nasib 1.100 tenaga honorer yang belum juga diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) paruh waktu.

Wakil Ketua Forum Komunikasi Honorer Kota Tasikmalaya (FKHKT), Asep Setiawan, menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya menagih komitmen Pemkot agar memberikan kejelasan atas proses pengangkatan yang sempat dijanjikan. Namun, harapan itu belum juga terwujud.

“Kami hanya menyampaikan harapan terkait kejelasan soal penyelesaian tenaga non-ASN, dan mendorong agar pemerintah daerah, dalam hal ini BKPSDM, aktif berkoordinasi dengan Kemenpan dan BKN,” ujar Asep dikutip dari Tribun Jabar, Kamis (5/6/2025).

Baca juga: Wakil Wali Kota Palembang Ingatkan PPPK dan ASN Cicilan Tak Melebihi 30 Persen Gaji

Asep mengungkapkan, sesuai arahan pemerintah pusat, batas akhir penyelesaian status tenaga honorer adalah Oktober 2025. Artinya, tinggal empat bulan tersisa untuk menyelesaikan persoalan ini.

Namun hingga kini, menurutnya, para honorer di tiap organisasi perangkat daerah (OPD) belum mendapat kejelasan apapun dari Pemkot.

Belum Pernah Bertemu Wali Kota

Asep mengaku kecewa karena permohonan audiensi dengan Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi Ramadhan belum juga direspons.

Ia menyebut forum honorer sudah dua kali bertemu dengan pejabat pemerintah daerah, namun tidak pernah langsung bertemu wali kota.

“Pertama kami bertemu Pj Wali Kota Asep Sukmana, dan yang ketiga dengan wakil wali kota. Tapi dengan wali kota definitif belum pernah sekalipun,” ujarnya.

Baca juga: Pembobolan Bank Jambi, 20 Guru PPPK Rugi Rp 100 Juta hingga Rp 500 Juta

Ia menambahkan, jika memang ada kendala administratif atau anggaran, hal itu seharusnya bisa dibicarakan secara terbuka.

“Kalau kendalanya biaya atau anggaran dinas, ayo bareng-bareng kita bantu dorong, kita ajak BKN dan Kemenpan bahas bersama. Jangan sampai diam saja,” tegas Asep.

Wakil Wali Kota: Mereka Butuh Kepastian

Menanggapi aspirasi para honorer, Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Candra Negara, menyatakan bahwa dirinya siap memfasilitasi jalur komunikasi ke pemerintah pusat jika mendapat izin dari wali kota.

“Memang secara tugas pokok saya tidak memiliki kewenangan langsung di bidang ini. Tapi kalau Pak Wali mengizinkan, saya siap mendampingi atau mencarikan solusi ke BKN dan Kemenpan,” ucap Diky.

Diky juga menilai bahwa persoalan ini seharusnya menjadi refleksi bagi Pemkot. Menurutnya, banyak tenaga honorer yang sudah bekerja lebih dari satu dekade dan memiliki kompetensi yang tidak kalah dibandingkan ASN.

“Banyak dari mereka yang punya keahlian dan sudah bekerja belasan tahun. Ini harus jadi bahan pertimbangan. Jangan sampai dibiarkan begitu saja tanpa kejelasan,” kata dia.

Ia berharap aturan dari pemerintah pusat benar-benar tersampaikan ke lapisan pegawai honorer, agar tidak terjadi kesalahpahaman dan kecemasan yang berkepanjangan.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Pemkot Tasikmalaya "Gantung" Nasib 1.100 Pegawai Honorer Yang Belum Diangkat P3K Paruh Waktu

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau