BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Sebulan pascabencana longsor yang memorak-porandakan Kampung Areng, RT 01 RW 11, Desa Wangunsari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, warga mulai membangun kembali rumah mereka yang hancur dengan mengandalkan iuran swadaya.
Lima unit rumah warga yang rusak parah akibat tertimbun longsoran tanah kini sedang dibangun ulang tanpa mengandalkan anggaran negara.
Kepala Desa Wangunsari, Diki Rohani, menyebutkan bahwa dana pembangunan rumah berasal dari sumbangan berbagai elemen masyarakat yang peduli terhadap nasib para korban.
"Ada bantuan dari bupati, warga, dari tiap-tiap RW di Wangunsari, PKK, kelompok masyarakat, mereka nyumbang bantuan yang dihimpun panitia," ujar Diki saat ditemui, Selasa (18/6/2025).
Baca juga: Bencana Landa Lembang Selama Sepekan, Longsor di 12 Desa, 123 Jiwa Mengungsi
Inisiatif iuran ini muncul spontan sebagai bentuk solidaritas warga yang tidak ingin sesama tetangganya terus tinggal di tempat pengungsian.
Selama proses pembangunan berlangsung, para korban sementara ini tinggal di rumah kontrakan yang juga dibiayai secara gotong royong.
Hingga hari ini, masih ada 11 kepala keluarga yang menempati rumah kontrakan karena belum bisa kembali ke rumah masing-masing.
"Setelah pembangunannya beres, warga boleh kembali ke rumahnya masing-masing," kata Diki.
Baca juga: Evaluasi Kawasan Wisata Lembang, Dedi Mulyadi: Tak Taat, Bongkar, Selesai...
Untuk penanganan jangka panjang, pihak desa menyerahkan penguatan tebing longsor kepada dinas terkait demi mencegah bencana susulan.
Meski demikian, Diki berharap tidak ada kebijakan relokasi yang memaksa warga pindah jauh dari tempat tinggalnya yang saat ini menjadi sumber penghidupan.
"Namun, saya berharap warga tidak sampai direlokasi karena mata pencaharian mereka berasal dari sini," ujarnya.
Salah seorang warga terdampak, Ujang Taryana (56), mengaku masih diliputi kecemasan setiap kali hujan turun karena takut kejadian serupa terulang.
Setiap hari, Ujang dan warga lainnya kerja bakti memperbaiki rumah sambil membersihkan sisa-sisa material longsor yang masih berserakan di lingkungan mereka.
"Kalau saat kerja tiba-tiba turun hujan, kami pindah ke tenda pengungsian yang dibangun BPBD," ucap Ujang.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, longsor terjadi pada Jumat (16/5/2025) sekitar pukul 04.30 WIB, saat tebing setinggi 30 meter runtuh akibat hujan deras dan menimpa permukiman warga.
Bencana itu menyebabkan puluhan rumah rusak dan memaksa ratusan jiwa mengungsi, tetapi kini secercah harapan kembali muncul berkat kepedulian warga terhadap sesama.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang