Editor
CIMAHI, KOMPAS.com – Warga Kampung Adat Cireundeu di Kota Cimahi, Jawa Barat, mengeluhkan kondisi 40 hektare tanahnya yang terancam perubahan lingkungan ke Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.
Keluhan itu disampaikan warga saat kunjungan Dedi ke Kampung Adat Cireundeu.
Dalam video yang diposting Dedi Mulyadi di akun Instagram @dedimulyadi71, mantan Bupati Purwakarta ini mengobrol tentang singkong di Cireundeu.
Sebab warga di sana mempertahankan nilai budaya, salah satunya dengan mengonsumsi beras singkong (rasi).
Baca juga: Dedi Mulyadi Bela Sekda yang Disindir Wagub: Dia Eksekutor, Bukan Hanya Administratif
“Jadi tuangnya sampeu, teu nuang sangu? Aya sabaraha KK? Jadi warga sini makannya singkong, ga makan beras? Ada berapa KK?” tanya Dedi kepada salah satu warga.
“Ada 60 KK, sekitar 1.000 orang,” jawab salah satu warga, Abah Asep.
Asep lalu bercerita sudah sejak lama warga di Kampung Cireundeu mengonsumsi singkong. Untuk menutupi kebutuhan pokok tersebut mereka memanfaatkan lahan seluas 40 hektare untuk ditanami singkong.
Dalam setahun, singkong tersebut hanya berbuah sekali. Untuk itu, tidak ada panen raya di kampung adat tersebut.
“Jadi setiap hari ada yang nanam, nyangkul, dan memanen. Warga bisa saja mengambil singkong dari tanah tetangganya. Jadinya, saling mengisi,” tutur Abah Asep.
Selain itu, tidak ada bahasa, warga satu membeli beras singkong ke tetangganya. Semua tanaman sampeu yang ada di kebun warga dikelola dengan bersama-sama untuk semua warga.
Namun kini lingkungan sudah berubah. Untuk mempertahankannya membutuhkan perjuangan keras.
“Rariweuh, Pak. Lumayan untuk mempertahankannya,” tutur Abah Asep.
Menanggapi hal itu, Dedi Mulyadi berjanji akan berbicara ke wali kota Cimahi.
“Kita tetapkan saja sebagai cagar budaya, agar tidak terinvensi oleh yang lain,” tutur dia.
Berita sebelumnya, warga Cireundeu sudah cukup lama berjuang mempertahankan tanahnya dari tekanan pembangunan sekitar dan ancaman alih fungsi lahan. Seperti massifnya pembangunan perumahan di lereng-lereng bukit.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang