BANDUNG, KOMPAS.com - Sejumlah petani di Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menghentikan proses pipanisasi yang dilakukan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtaraharja.
Aksi blokade tersebut dilakukan karena mereka menolak pengambilan air dari Sungai Citarum yang berada di Desa Maruyung, Kecamatan Pacet.
Puluhan petani tersebut menjaga area perbatasan di Desa Cipeujeuh, Kecamatan Pacet, yang berbatasan dengan Desa Cikoneng, Kecamatan Ciparay.
Pemasangan pipa untuk PDAM Tirtaraharja sendiri saat ini sedang dilakukan di Cikoneng, Kecamatan Ciparay.
Baca juga: Pencurian Meteran Air PDAM di Lumajang Bertambah, dari 30 Kasus Jadi 60
"Kami mencegah pipanisasi tidak dilakukan di area Kecamatan Pacet," kata Yus Yusri, salah seorang petani yang ikut aksi, Selasa (24/6/2025).
Menurut dia, hingga hari ini pihak pemasang pipa, termasuk PDAM Tirtaraharja, tidak mengantongi izin dari Pemerintah Desa Cipeujeuh.
Untuk itu, massa aksi meminta pengerjaan tersebut dihentikan sementara.
"Kami minta agar pipanisasi dihentikan dulu untuk sementara sampai ada kejelasan izin juga solusi dari masalah yang akan ditimbulkan di kemudian hari," katanya.
Sejumlah petani berkumpul dan menolak pembangunan pipa air PDAM di Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (24/6/2025)Para petani, kata Yus, khawatir dengan pengambilan air dari Sungai Citarum.
Bukan tanpa alasan, pasalnya selama ini para petani yang mengandalkan air dari Sungai Citarum untuk pertanian kerap mengalami kekeringan.
"Saat ini kan sudah ada pengambilan sekitar 600 liter per detik. Sekarang akan ditambah menjadi 1.100 liter per detik, jelas akan berdampak pada area pertanian, bukan hanya di Pacet, tetapi Ciparay dan Majalaya juga akan terdampak," ucapnya.
Baca juga: Marak Pencurian Meteran Air PDAM di Lumajang, Bupati: Sudah Ada 30 yang Lapor
Yus menyadari pipanisasi tersebut dilakukan untuk kepentingan pemenuhan air bersih masyarakat di wilayah hilir, tetapi jika menggunakan air Citarum dari Kecamatan Pacet, dampaknya akan lebih besar dirasakan oleh para petani.
"Kalau dipaksakan dilaksanakan, justru bertentangan dengan ketahanan pangan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo. Area pertanian akan terganggu karena kekurangan air," ujarnya.
Yus berharap agar pihak terkait bisa melakukan kajian lebih mendalam ihwal pipanisasi dari Sungai Citarum tersebut.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang