CIAMIS, KOMPAS.com - Proyek pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) di SMKN 1 Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, dengan anggaran sebesar Rp 2,6 miliar diduga mengalami masalah.
Bangunan tersebut diduga tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.
Kasus ini saat ini sedang ditangani oleh Kejaksaan Negeri Ciamis.
"Pembangunan tahun 2023. Seharusnya tahun 2024 sudah bisa dipakai, tapi sampai sekarang belum bisa karena belum layak fungsi," ungkap M Herris Priyadi, Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasipidsus) Kejaksaan Negeri Ciamis, saat dihubungi melalui telepon pada Rabu (25/6/2025).
Baca juga: Reaktivasi Jalur Kereta Api di Jabar, Wamenhub: Sedang Dihitung, Kami Dukung
Bangunan sekolah tersebut dianggap tidak layak, bahkan cenderung membahayakan bagi siswa.
Meskipun saat diserahterimakan bangunan terlihat baik, beberapa bulan kemudian terjadi pergeseran tanah yang menyebabkan kemiringan dan keretakan pada struktur bangunan, sehingga tidak aman untuk digunakan.
"Pembangunan dinilai tidak aman secara konstruksi, karena tanah masih bergeser, pemadatan tidak komplet. Pondasi strauss pile tidak sampai tanah kering, tapi ngegantung, jadi saat terjadi pergeseran tanah bangunan pada rusak," jelas Herris.
Terkait jumlah kerugian negara, Herris menyatakan bahwa hal tersebut masih dalam penghitungan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Tim ahli fisik telah melakukan pemeriksaan, dan hasilnya sudah diserahkan kepada BPKP.
"Tinggal menunggu. Untuk kerugian keuangan negara, yang menentukan BPKP," tambahnya.
Sementara itu, Kejaksaan telah memeriksa sebanyak 26 saksi dalam kasus ini.
Setelah mendapatkan hasil penghitungan kerugian negara, Herris menegaskan bahwa pihaknya akan segera merilis siapa saja yang bertanggung jawab dalam kasus ini.
"Tinggal menunggu BPKP," tegasnya.
Baca juga: Wacana Jabar Jadi 5 Provinsi, DPRD Cianjur: Lebih Baik Urus yang Lebih Mendesak
Lebih lanjut, Herris menjelaskan bahwa lokasi SMKN 1 Cijeungjing berada di perkampungan yang cukup jauh dari jalan.
Status tanah tempat bangunan sekolah berdiri adalah tanah hibah.
"Ada yang menghibahkan tanah buat sekolah," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang