BOGOR, KOMPAS.com - Ibu Maryamah (61), seorang warga Bogor, saat ini masih diliputi rasa cemas menanti kepulangan putrinya, Sayyida (31).
Sayyida adalah mahasiswi program doktoral di Ahlul Bayt International University di Teheran, yang baru saja dievakuasi dari Iran ke Azerbaijan akibat konflik antara Iran dan Israel.
Meski putrinya terus meyakinkan bahwa kondisinya baik-baik saja, Maryamah mengaku belum merasa tenang hingga dapat melihat Sayyida kembali ke Indonesia.
"Sekarang masih cemas juga karena menunggu kedatangannya. Dia dievakuasi dari Iran dan sekarang tertahan di Azerbaijan. Belum ada kepastian kapan sampai di Indonesia," ungkap Maryamah saat ditemui di rumahnya di Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, pada Kamis (26/6/2025).
Baca juga: 24 Warga Jabar Dipulangkan Bertahap dari Iran, Termasuk Jurnalis dan Keluarganya
Sayyida termasuk dalam kloter ketiga evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Iran dan saat ini berada di Baku, Azerbaijan, dalam perlindungan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
Dalam komunikasi terakhir dengan putrinya, yang terjadi pada Rabu (25/6/2025) malam sekitar pukul 21.00 WIB, Sayyida memberitahukan bahwa jadwal penerbangannya kembali tertunda.
"Dia bilang pesawatnya delay. Jadi nggak jadi berangkat semalam. Balik lagi ke hotel. Saya tanya, ‘Tinggal di mana sekarang?’ Katanya masih di hotel, belum ada kepastian," jelas Maryamah.
Sebagai seorang ibu, Maryamah mengaku tidak dapat menghindari perasaan khawatir meski Sayyida selalu berusaha menenangkan keluarganya.
"Namanya ibu, ya tetap saja cemas meskipun disuruh tenang. Anaknya sih selalu bilang, ‘Mamah tenang, tenang aja.’ Tapi sampai sekarang belum pulang, belum ketemu," ucapnya lirih.
Maryamah mengungkapkan bahwa dia sempat merasa sakit karena stres setelah mendengar kabar tentang konflik yang terjadi di Iran.
Sayyida, yang merupakan anak ketiga dari lima bersaudara, pernah menceritakan bahwa dia sering mendengar suara ledakan ketika situasi mulai memanas.
“Dia cerita katanya sempat dengar ledakan-ledakan. Tapi kata dia, mereka langsung cari perlindungan pas awal denger itu. Kita kan di sini panik ya, namanya orang tua,” kata Maryamah.
Maryamah merasa bersyukur karena proses evakuasi berjalan lancar dan putrinya berada dalam kondisi baik, meskipun Sayyida bersama sejumlah mahasiswa lainnya masih menunggu kepastian penerbangan pulang ke Tanah Air.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah memfasilitasi evakuasi para WNI.
"Semoga anak saya bisa segera pulang dengan selamat," harap Maryamah.
Baca juga: Duma Yanti Theresia dan 2 Anaknya Dipulangkan dari Iran Akibat Perang
Ketidakpastian yang dihadapi Sayyida dan keluarganya menunjukkan betapa sulitnya menghadapi situasi ketika keamanan berada di ujung tanduk.
Meskipun waktu berlalu, harapan akan kepulangan Sayyida tetap membara dalam hati Maryamah.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang