Editor
BANDUNG, KOMPAS.com — Setelah sempat ditutup pada Kamis (3/7/2025), Kebun Binatang Bandung (Bandung Zoo) kembali beroperasi mulai Jumat (4/7/2025) untuk melayani wisatawan dan warga Bandung yang menikmati liburan sekolah.
“Kita kembali buka untuk melayani pengunjung,” kata Humas Bandung Zoo, Sulhan Syafi’i dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat.
Menurut Sulhan, operasional kebun binatang saat ini dijalankan oleh manajemen Yayasan Margasatwa Tamansari, sesuai dengan akta nomor 40 yang diterbitkan pada Oktober 2024 dan diketuai oleh Bisma Bratakusuma.
“Menurut kuasa hukum kami, akta inilah yang berlaku dan masih sah. Buktinya segala aliran dana non tunai masuk ke rekening yayasan dengan akta tersebut,” jelasnya.
Baca juga: Farhan Gerah Konflik Bandung Zoo Tak Kunjung Selesai: Capek Saya, Bentar-Bentar Berantem
Kondisi dua bayi binturong yang lahir di Bandung Zoo, Minggu (8/6/2025).Bandung Zoo juga memberlakukan tarif tiket khusus liburan sebesar Rp 65.000 per orang. Pengunjung diimbau untuk melakukan pembayaran secara non-tunai guna mempercepat transaksi di pintu masuk, meskipun pembayaran tunai tetap dilayani.
“Sebagai informasi, pengunjung rata-rata kita selama liburan sekolah ini di atas 1.500 orang per hari,” ungkap Sulhan.
Ia pun mengajak masyarakat untuk kembali berwisata di Bandung Zoo, seraya memastikan pelayanan tetap optimal meski sebelumnya sempat terjadi masalah internal.
“Silakan pengunjung kembali menikmati liburan di Bandung Zoo. Kami menjamin pelayanan tetap prima meski kemarin sempat terjadi gonjang-ganjing. Tak lupa untuk para pengunjung yang ingin botram, kami persilakan. Ada tempat botram ideal di area hutan pinus. Selamat berwisata,” tutur Sulhan.
Baca juga: Konflik Berkepanjangan, Bagaimana Nasib Pengelolaan Bandung Zoo?
Sebelumnya, Bandung Zoo sempat ditutup untuk kesekian kalinya pada Kamis (3/7/2025) karena dualisme pengelolaan.
Hal ini bahkan sampai membuat Wali Kota Bandung Muhammad Farhan gerah karena konflik berkepanjangan antara dua pihak pengelola yang tak kunjung menemukan solusi.
Saat ini, pengelolaan Kebun Binatang Bandung dilanda dualisme antara Yayasan Margasatwa Tamansari (YMT) dan Taman Safari Indonesia (TSI).
Situasi ini menimbulkan miskomunikasi dalam perawatan satwa, bahkan disebut-sebut telah menyebabkan kematian beberapa hewan.
“Iya, makanya saya mengimbau pada manajemen jangan berantem terus. Aparat sudah turun, pemerintah sudah turun, kurang apa? Ini lama-lama kita capek ngurusnya, karena berantem internal terus,” ujar Farhan di Gedung DPRD Kota Bandung, Kamis (3/7/2025).
Farhan menyebut pemerintah sudah berulang kali turun tangan dan memfasilitasi pertemuan untuk meredam konflik. Namun, setiap ada kesepakatan, perseteruan selalu kembali terulang.
“Tiap kali kita turun, berembuk, ada kesepakatan, kita pulang, terus berantem lagi, berembuk lagi, berantem lagi. Terus masing-masing pihak membawa nama-nama besar. Enggak usah bawa nama-nama besar lah, ini Kota Bandung, sok selesaikan,” tegasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang