Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pertama Sekolah di Garut, Hujan sejak Subuh, Orang Tua Kerepotan

Kompas.com, 14 Juli 2025, 13:25 WIB
Ari Maulana Karang,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com – Hari pertama sekolah, Senin (14/7/2025), usai libur panjang kenaikan kelas di Garut, hujan mengguyur kawasan Kota Garut sejak subuh, membuat banyak orang tua kerepotan mengantar anak ke sekolah.

Terlebih lagi, jam masuk sekolah harus lebih awal, yaitu pukul 06.30 WIB, sesuai instruksi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Erlin (39), ibu dari tiga orang anak warga Pamoyanan, Kelurahan Sukagalih, Kecamatan Tarogong Kidul, mengungkapkan, semua anaknya sejak subuh sudah biasa bangun untuk shalat subuh dan persiapan berangkat sekolah.

Namun, karena pagi tadi hujan, ia kesulitan mengatur keberangkatan anak-anaknya.

Baca juga: Hari Pertama Sekolah di SMAN 1 Bandung, Kekurangan Kursi dan Meja

"Jadi harus nyiapin jas hujan dulu, cari-cari jas hujan cuma ada tiga yang dibeli di warung,” katanya, Senin (14/7/2025) siang saat ditemui di lingkungan perkantoran Pemkab Garut.

Menurut Erlin, dari tiga anaknya, hanya dua yang bisa diantar oleh suaminya menggunakan sepeda motor.

Sementara, satu anaknya memang terbiasa menggunakan ojek online.

Namun, masalahnya karena hujan deras, sulit mendapatkan ojek online.

"Sempat susah dapat ojek online buat anak yang baru masuk SMA, kasihan juga pasti terlambat karena dapat ojek online saat hujan mulai reda lewat jam setengah tujuh," katanya.

Ditemui terpisah, Gunawan Wibiksana (39), salah satu Pendamping Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial yang ditugaskan di Dinas Sosial Kabupaten Garut, mengaku dua anaknya yang bersekolah di SDIT di Kecamatan Leles tetap masuk jam 7 pagi sehingga membuatnya tidak terlalu kerepotan meski jarak rumah dengan sekolah lumayan jauh.

Baca juga: Cerita Orang Tua di Aceh Antar Anak Hari Pertama Sekolah: Diguyur Hujan, Ban Mobil Bocor...

"Jarak rumah ke sekolah sekitar 3,5 kilometer, SDIT swasta masuknya tetap jam 7, jadi bisa bareng berangkat kerja sama ayahnya," kata Gunawan saat ditemui, Senin (14/7/2025) siang di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Garut.

Gunawan yang tinggal di Kecamatan Leles mengaku, jika masuk sekolah lebih awal, pastinya dirinya lebih kerepotan karena kedua anaknya biasa berangkat sekolah bersama dengannya berangkat kerja.

"Kalau jam setengah tujuh lebih repot, karena berangkat harus lebih pagi, tanggung dengan jadwal masuk kerja, sampai kantor masih sepi," katanya.

Rima (40), ibu dua anak warga Kelurahan Jayawaras, Kecamatan Tarogong Kidul, mengaku hujan yang mengguyur di pagi hari memang membuatnya repot.

Karena anaknya yang masih SMP dan biasanya berangkat sekolah bisa diantar menggunakan sepeda motor, jadi harus diantar menggunakan mobil.

"Masuknya kan juga harus lebih pagi, kalau berangkat bareng dengan orang tua, kantor kan masuk jam 8 pagi, jadi waktunya tanggung," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau