Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Buruk di Tasikmalaya Sebabkan 471 Kasus Demam Berdarah, 2 Pasien Meninggal

Kompas.com, 16 Juli 2025, 13:33 WIB
Irwan Nugraha,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, mencatat sebanyak 471 kasus demam berdarah dengue (DBD) sejak awal Januari sampai pertengahan Juli 2025.

Dari jumlah itu, dua pasien di antaranya meninggal dunia seusai menjalani perawatan intensif di rumah sakit daerah dan swasta di Kota Tasikmalaya.

Adapun enam pasien lainnya masih menjalani perawatan intensif di beberapa rumah sakit akibat penyakit yang biasanya muncul masif saat musim hujan atau cuaca buruk tak menentu.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Dokter Uus Supangat, mengatakan bahwa kasus demam berdarah dengue yang terjadi selama ini mengalami peningkatan lantaran hujan masih terjadi dan kemungkinan juga akan terus bertambah.

Baca juga: 7 Orang Meninggal akibat DBD, 3 di Antaranya Balita

Selain faktor cuaca, penyakit ini disebabkan oleh masih minimnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan sekitarnya.

"Kasus DBD yang terjadi membuat enam orang masih menjalani perawatan intensif di RSUD Soekardjo dan rumah sakit swasta lain. Peningkatan kasus tetap harus diwaspadai bersama karena bulan Januari hingga Juli tercatat ada 471 jiwa, di antaranya 2 orang meninggal. Kami dan masyarakat terus melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," jelas Uus kepada Kompas.com di kantornya, Rabu (16/7/2025).

Uus menambahkan, korban penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti ini didominasi anak-anak.

Dari usia 0-5 tahun tercatat 88 kasus, usia 6-12 tahun 151 kasus, serta usia remaja dan dewasa pada usia 13-18 tahun 64 kasus, usia 19-30 tahun 70 kasus, usia 31-50 tahun 72 kasus, dan usia di atas 50 tahun 26 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Dokter Uus Supangat saat di kantornya, Rabu (16/7/2025).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Dokter Uus Supangat saat di kantornya, Rabu (16/7/2025).

Peningkatan kasusnya pun terus terjadi, mulai Januari ada 75 kasus, Februari 98 kasus, Maret 74 kasus, April 79 kasus, Mei 65 kasus, Juni 70 kasus, dan sampai pertengahan Juli ini sebanyak 10 kasus.

Baca juga: Kasus DBD di Bandung Masih Tinggi, Wali Kota Bandung Luncurkan 3M Plus

"Kasus DBD ini tersebar di seluruh kecamatan di 10 kecamatan Kota Tasikmalaya. Kami meminta masyarakat selalu waspada dan rutin membersihkan lingkungan sekitar rumah, serta penting menguras air dalam bak mandi," tambah Uus.

Selama ini, lanjut Uus, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya terus menyosialisasikan gerakan satu rumah satu jumantik (G1R1J), termasuk pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

"Mari bersama-sama menggalakkan pola hidup bersih supaya nyamuk penyebab penyakit ini tak bisa berkembang biak bebas karena penyakit ini menular lewat gigitan nyamuk," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau