Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Tutup Pendopo Lokasi Kericuhan Pesta Rakyat Anak Dedi Mulyadi, Polisi: Sudah Olah TKP

Kompas.com, 21 Juli 2025, 09:58 WIB
Eris Eka Jaya

Editor

Sumber Antara

KOMPAS.com - Kepolisian Resor Garut menyatakan gerbang barat Pendopo Kabupaten Garut, Jawa Barat, tetap dibuka untuk umum dan tidak dilakukan pemasangan garis polisi seusai insiden kericuhan pesta rakyat pernikahan putra Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menewaskan tiga orang.

"Ya, tidak dipasang police line, Jumat (18/7) malam sudah olah TKP (tempat kejadian perkara)," kata Kepala Seksi Humas Polres Garut Ipda Susilo Adhi di Garut, Minggu (20/7/2025), seperti dikutip dari Antara.

Ia menuturkan Kepolisian Daerah Jawa Barat dan Resor Garut sudah menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan terkait insiden pesta rakyat di Pendopo Garut yang menyebabkan banyak warga pingsan dan tiga orang meninggal dunia, satu di antaranya anggota Polri.

Proses penyelidikan itu, kata dia, tidak mengharuskan kawasan Pendopo Garut ditutup atau dipasang garis polisi, masyarakat masih bisa beraktivitas dan melintasi gerbang tersebut.

Baca juga: Polda Jabar: 3 Orang Tewas di Acara Pernikahan Anak Dedi Mulyadi dan Wakil Bupati Garut

"Masyarakat tetap bisa melewati dan beraktivitas di Pendopo," katanya.

Ia menyampaikan meski tidak dipasang garis polisi, pihak kepolisian tetap melakukan pemantauan kawasan Pendopo, terutama gerbang yang menjadi titik terjadinya kericuhan.

"Tetap dipantau dan juga sudah diberi tanda titik-titik mana saja dalam olah TKP itu," katanya.

Salah seorang warga Kecamatan Tarogong Kaler, Hakim (28) mengatakan, sengaja datang ke kawasan Pendopo Garut untuk sekadar melihat kondisi usai adanya kejadian kericuhan di Pesta Rakyat Garut.

Ia mengatakan suasana Pendopo seperti biasa bisa dilewati masyarakat yang mau ke Masjid Agung Garut maupun ke Alun-Alun Garut yang lokasinya masih sekitaran kawasan Pendopo.

Baca juga: 3 Orang Tewas di Pernikahan Sang Anak, Dedi Mulyadi: Saya Mohon Maaf, Berdukacita...

"Suasananya sudah biasa lagi, cuma sekarang ada beberapa jalan yang diberi tanda mungkin bekas pengecekan lokasi kericuhan," kata Hakim.

Sebelumnya, Jumat (18/7/2025) sekitar pukul 13.00 WIB terjadi kericuhan adanya antusias warga yang serentak ingin masuk ke kawasan Pendopo untuk mendapatkan makanan yang disajikan dalam rangkaian acara pesta pernikahan Wakil Bupati Garut, Luthfianisa Putri Karlina, dengan Maula Akbar, putra dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Namun, acara tersebut terjadi kericuhan, banyak anak-anak, dan ibu-ibu yang terinjak dan terjatuh saat berada di gerbang Pendopo.

Petugas keamanan berupaya membantu mengevakuasi warga yang terjebak dalam kerumunan orang.

Baca juga: Tragedi Pernikahan Anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, Kemensos Pertimbangkan Santunan

Akibat kejadian itu, banyak warga yang pingsan dan harus dibawa ke rumah sakit, bahkan menimbulkan korban jiwa sebanyak tiga orang, yakni seorang anak, wanita dewasa, dan anggota Polres Garut Bripka Cecep Saipul.

Karena adanya kejadian tersebut, rangkaian acara pesta pernikahan pejabat tersebut tidak dilanjutkan dan polisi melakukan pengamanan lokasi dan olah tempat kejadian perkara.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau