Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita dari Masjid Lautze Bandung, Rumah Kedua Para Mualaf

Kompas.com, 7 Agustus 2025, 21:46 WIB
Reni Susanti

Editor

BANDUNG, KOMPAS.com — Masjid Lautze yang berada di Jalan Tamblong No 27 Braga, Bandung, menyimpan banyak cerita. Terutama dari jamaahnya.

Seperti yang dialami Masti, seorang perempuan asal Medan. Baginya, Masjid Lautze rumah keduanya.

Kisah Masti jadi Mualaf

Semua berawal dari keputusan Masti menjadi mualaf. Suasana rumah yang seharusnya menjadi tempat paling aman dan nyaman berubah drastis bagi Masti.

Pada suatu malam di tahun 2017, ia harus duduk di tengah keluarganya dan menjawab pertanyaan yang tak mudah: mengapa memutuskan menjadi muslim? Pertanyaan itu berujung pada keputusan berat, ia diminta meninggalkan rumah.

“Waktu kecil, saya ikut kegiatan keputrian. Awalnya hanya untuk menambah nilai pelajaran, tapi bahasannya menarik. Sejak itu belajar Islam jadi kegiatan rutin,” kenang Masti saat ditemui di Masjid Lautze, Bandung.

Baca juga: Cerita Ibu-Anak Jadi Mualaf Saat Ramadhan, Ucap Syahadat di Masjid Agung Jawa Tengah Magelang

Keputusannya memeluk Islam bukan muncul secara tiba-tiba. Sejak kecil, ia sudah bersekolah di madrasah ibtidaiyah, meski berasal dari keluarga non-Muslim.

Keakraban dengan ajaran Islam sejak dini terus tumbuh hingga dewasa, bahkan semakin kuat setelah ia mempelajari perbandingan agama secara mandiri.

Titik Balik Kehidupan

Perjalanan spiritualnya mencapai titik balik ketika ia mengalami mimpi yang memotivasinya untuk mencari pemahaman lebih mendalam.

Pencariannya membawanya ke Masjid Lautze Bandung yang dikenal sebagai ruang terbuka bagi para pencari ilmu dan calon mualaf. 

Di sanalah ia belajar ulang dari awal: tata cara wudhu, salat, hingga membaca Al-Qur’an. Namun jalan sebagai mualaf tak selalu mudah.

“Masa paling menyedihkan adalah Idul Fitri pertama. Karena sudah diusir, saya hanya berlebaran dengan pengurus masjid. Saya lihat teman-teman mualaf dikunjungi keluarganya, mereka foto dan makan bersama. Saya iri, tapi tak bisa apa-apa,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Meski demikian, ia mencoba bersuka cita di masjid yang sudah menjadi mitra Rumah Amal Salman sejak 2017 dalam penyaluran bantuan kepada mualaf sabagai bagian dari asnaf zakat.

Tantangan di Lingkungan Kerja

Tidak hanya di rumah, tantangan juga datang dari lingkungan kerja. Masti sempat dikucilkan karena keputusannya memeluk Islam. Beruntung, pengurus Masjid Lautze membantunya mendapatkan tempat tinggal sementara hingga hidupnya perlahan membaik.

Dua tahun setelah kejadian itu, hubungan Masti dengan keluarganya mulai membaik. Kini, meskipun berbeda keyakinan, mereka bisa saling menghargai.

“Saya tetap datang saat Natal. Kami ngobrol, makan bareng. Tidak bicara soal agama. Kami menjaga damai,” ujarnya.

Hari-harinya kini dijalani dengan tenang di Bandung. Ia berdagang sayur secara online, dan sesekali mengantar pesanan ke restoran milik temannya. Meski sederhana, perjalanan hidupnya mencerminkan keberanian dan keteguhan hati.

“Saya sempat merasa minder karena tidak bisa mengaji, tapi saya berdoa terus. Tiga bulan kemudian, saya sudah bisa baca Al-Qur’an,” kata Masti.

Menutup kisahnya, Masti menyampaikan pesan yang ia harap bisa menjadi perhatian lebih banyak orang.

“Kalau ada orang baru masuk Islam, tolong dampingi. Dengarkan cerita mereka, temani proses belajarnya, karena tidak semua bisa memahami keinginan kita untuk menjadi mualaf. Orang terdekat sekalipun belum tentu memahami,” pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau