Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bandung Barat Akui Belum Siap Hadapi Sesar Lembang, "EWS" Belum Tersedia

Kompas.com, 19 Agustus 2025, 15:46 WIB
Bagus Puji Panuntun,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Bandung Barat mengakui belum memiliki kesiapan penuh dalam menghadapi potensi gempa akibat aktivitas Sesar Lembang, termasuk belum tersedianya alat pendeteksi dini gempa atau Early Warning System (EWS).

“Sampai saat ini KBB belum ada (EWS), tapi memang kita selalu mengingatkan sosialisasi, ke anak-anak sekolah, jalur-jalur ke luar ruangan, tiap tahun kita sosialisasi,” ungkap Sekretaris Daerah Bandung Barat Ade Zakir saat dikonfirmasi, Selasa (19/8/2025).

Padahal, Sesar Lembang kembali bergerak dengan magnitudo 1,8 pada Kamis (14/8/2025) sore setelah cukup lama tidak menunjukkan aktivitas. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat pusat gempa berada di segmen Cimeta dan tergolong sebagai gempa kerak dangkal.

Baca juga: BMKG Sebut Ada Peningkatan Aktivitas di Sesar Lembang sejak 24 Juli 2025

BPBD Bandung Barat menerima laporan warga yang merasakan getaran tersebut di Desa Pasirlangu, Tugumukti, dan Pasirhalang, Kecamatan Cisarua.

Ade menambahkan, sejauh ini Pemkab hanya dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang tinggal di sepanjang garis sesar. “Ini selalu kita waspadai, bahwa gempa itu nyata ada… lebih baik kita bersiap jika ada gempa dan masyarakat sudah paham manakala terjadi gempa,” tuturnya.

Sebagai bagian dari upaya mitigasi, Pemkab Bandung Barat juga melakukan pendataan warga yang tinggal di sepanjang 29 kilometer garis sesar. “Jadi soal itu memang kaitannya dengan penyusunan peta tematik dampak gempa,” kata Ade.

Kepala Pelaksana BPBD Bandung Barat Meidi menambahkan pihaknya telah menyiapkan rencana kontinjensi untuk skenario evakuasi warga ketika Sesar Lembang bergerak. “Ketika bicara Sesar Lembang, dampaknya tidak hanya di KBB, tapi meliputi Kota Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung, atau yang disebut Cekungan Bandung,” ujarnya.

Baca juga: Hadapi Sesar Lembang, Bupati Bandung Harap Ada Pertemuan Kepala Daerah Se-Bandung Raya

Meidi menyebut patahan Lembang membentang dari Desa Suntenjaya, Lembang hingga Padalarang dengan panjang 29 kilometer. “Dari data itu juga, Sesar Lembang bisa terjadi kapan saja,” ucapnya.

Ia berharap masyarakat meningkatkan kewaspadaan tanpa diliputi rasa panik. “Masyarakat boleh takut, tapi mohon dengan sangat, jangan ketakutan. Kita bekerjasama meminimalisir dampak kegempaan yang ditimbulkan,” tutur Meidi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Soal Penolakan Warga Terminal Cicaheum, Farhan Upayakan Relokasi ke TOD BRT Paling Ramai
Bandung
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Forum Kiai NU Jawa Desak Pembentukan Panitia MLB, Nama Rhoma Irama Disebut
Bandung
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Pakar Hukum Ingatkan Dedi Mulyadi: Surat Edaran Tidak Bisa Dibuat Seenaknya
Bandung
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau