Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kena Semprot Dedi Mulyadi Saat Kirab Budaya HUT Jabar, Sekda Herman: Kami Minta Maaf...

Kompas.com, 20 Agustus 2025, 13:48 WIB
Faqih Rohman Syafei,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman, buka suara terkait kritikan Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, terhadap pelaksanaan kirab budaya peringatan HUT ke-80 Jabar pada Selasa (19/8/2025).

Ia menegaskan, pelaksanaan kirab telah disiapkan sesuai prosedur, meski diakuinya ada dinamika di lapangan yang membuat rangkaian acara tersebut tidak sepenuhnya sesuai rencana awal.

"Kami dari panitia penyelenggara menyampaikan ucapan permintaan maaf atas keterbatasan, atas kekurangan panitia," ujarnya saat ditemui di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Rabu (20/8/2025).

Baca juga: Dedi Mulyadi Kecewa Kirab HUT Jabar Terganggu Arak-arakan Setda: Mohon Ngerti Seni, Stop!

Herman menerangkan, pada pelaksanaannya, terjadi keterlambatan rombongan arak-arakan dari 27 kabupaten dan kota sekitar satu jam.

Karena itu, ia pun berinisiatif untuk menampilkan rombongan organisasi perangkat daerah (OPD).

"Tertinggalnya rangkaian dari kabupaten dan kota itu sampai satu jam. Rangkaiannya tertinggal hampir satu jam sama Pak Kadis. Kalau kami tunggu, berarti kan ada keterlambatan, padahal pawai kan dimulai sekitar pukul 16.00 WIB," katanya.

"Kami memanfaatkan yang OPD masuk dengan harapan waktu bisa efektif, waktu tidak terbuang begitu. Bahkan, setelah OPD selesai, yang kabupaten itu tidak langsung nempel," tambah Herman.

Terlepas dari itu semua, Herman menegaskan, kegiatan kemarin menjadi bahan evaluasinya dan langsung dibahas oleh Gubernur Jabar pada malam harinya.

Baca juga: Raya Bocah Sukabumi Meninggal Usai Tubuh Penuh Cacing, Dedi Mulyadi: Insiden Besar, Potong Anggaran!

"Ini yang pertama ya bagaimana kabupaten dan kota dengan OPD itu ikut kirab budaya. Ternyata kami juga satu sisi surprise ya antusiasme luar biasa, padahal dibatasi pesertanya," ucapnya.

Sekda pun menyampaikan permintaan maaf atas insiden kemarin.

Pemprov Jabar berjanji akan berbenah untuk peringatan tahun depan sehingga bisa berjalan sesuai rencana dan berlangsung meriah.

"Pak Gubernur sudah menegur kami. Semua hal teknis kami bahas langsung dipimpin oleh Pak Gubernur melakukan evaluasi pelaksanaan. Kami apresiasi demikian juga untuk OPD. Berbagai perbaikan agar tahun depan jauh lebih tertib, jauh lebih meriah," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, kirab budaya "Jabar Hudang" yang digelar dalam rangka HUT ke-80 Jabar tersebut selesai lebih awal dari rencananya sekitar pukul 20.00 WIB.

Kegiatan tersebut sempat terganggu akibat arak-arakan pejabat Sekretariat Daerah (Setda) Jabar bersama organisasi perangkat daerah (OPD).

Saat rangkaian cerita kirab memasuki kisah Nyai Subang Larang, arak-arakan Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar, Herman Suryatman, bersama OPD justru melintas di depan tribune.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau