BANDUNG, KOMPAS.com – Suasana riuh memenuhi Alun-alun Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa (20/8/2025) pagi.
Puluhan stan perusahaan berjejer dengan spanduk warna-warni, menawarkan beragam lowongan pekerjaan kepada ratusan pencari kerja yang hadir.
Di tengah keramaian, terlihat para pencari kerja menodongkan gawainya pada logo barcode yang tersedia di hampir semua stan.
Beberapa di antara mereka tampak percaya diri, sementara yang lain menunjukkan gelisah.
Baca juga: Hari Jadi Ke-80 Jateng, Disnakertrans Gelar Job Fair, Tawarkan 6.654 Lowongan Kerja
Rina Putri (24), lulusan salah satu universitas negeri di Bandung, salah satu pencari kerja yang antusias.
Sejak pukul 08.00 WIB, ia sudah antre memasukkan lamaran ke perusahaan teknologi yang membuka posisi digital marketing.
“Saya baru lulus tahun lalu, tapi sampai sekarang belum dapat kerja tetap. Makanya begitu tahu ada job fair ini, saya langsung datang,” ungkap Rina.
Ia telah menyiapkan lebih dari 15 salinan CV, namun karena Job Fair ini digelar secara hybrid, ia hanya mendaftar secara daring.
“Saya targetkan bisa masukkan lamaran ke lima perusahaan hari ini. Kalau bisa langsung wawancara di tempat, itu lebih bagus lagi,” katanya.
Baca juga: Gempa Bekasi Magnitudo 4,9 Hancurkan Rumah Warga Bandung Barat
Meski cemas dengan persaingan, Rina merasa job fair memberikan kesempatan yang lebih nyata.
“Kita bisa langsung ketemu HRD, nanya soal kualifikasi, jadi lebih jelas dibanding sekadar kirim CV online,” ujarnya.
Ia menilai, Job Fair sebagai kesempatan emas untuk bertemu langsung dengan perekrut.
Hal serupa dirasakan Arif Rahman (27), seorang pekerja kontrak yang tengah mencari peluang baru.
Dengan setelan kemeja putih, Arif sibuk berpindah dari satu stan ke stan lain.
“Saya sudah tiga tahun kerja kontrak di pabrik garmen. Sekarang ingin coba peruntungan di perusahaan yang bisa kasih jenjang karier lebih baik,” kata Arif.
Bagi Arif, job fair bukan hanya tentang mencari lowongan, tetapi juga membangun jaringan.
“Tadi saya dapat informasi soal pelatihan keterampilan gratis dari Disnaker. Itu penting buat saya biar lebih siap bersaing,” ujarnya.
Meskipun banyak yang pulang dengan rasa lelah setelah seharian berkeliling, semangat tetap terpancar di wajah para pencari kerja.
Sekretaris Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung, DA Hidayat menjelaskan, setiap tahunnya ditargetkan 10.000 angkatan kerja muda mendapatkan lapangan kerja melalui event Job Fair.
Pelaksanaan Job Fair di Alun-Alun Kecamatan Margaasih itu memberikan kesempatan kepada 300 pencari kerja yang tersebar di 9 perusahaan dan 1 LPK yang bermitra dengan Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung.
Hidayat menargetkan, melalui Job Fair ini dapat meningkatkan produktivitas perusahaan yang menerima pencari kerja.
“Sejauh ini, banyak pekerja yang melamar melalui Job Fair sudah ditempatkan atau bekerja di luar negeri, di antaranya di Jepang dan Korea,” katanya.
Dinas Ketenagakerjaan juga memberikan kesempatan kepada 100 calon pencari kerja untuk mengikuti pelatihan bahasa dan budaya Korea, serta 400 orang untuk pelatihan bahasa dan budaya Jepang.
Job Fair hybrid ini sudah dilaksanakan sebanyak sembilan kali di berbagai kecamatan di Kabupaten Bandung, termasuk Pangalengan, Rancaekek, dan Cilengkrang.
Hidayat juga menekankan pentingnya optimisme bagi pencari kerja.
“Ada pencari kerja yang sempat mengikuti tes bahasa Jepang sampai 29 kali, dan pada tes ke-30 lulus bisa berangkat ke Jepang dengan gaji Rp30 juta lebih setelah mendapatkan posisi terbaik,” ujarnya.
Mengenai angka pengangguran, Hidayat mencatat, pada 2021, angka pengangguran di Kabupaten Bandung mencapai 8,53 persen, namun berhasil ditekan menjadi 6,32 persen pada 2023.
“Saat ini, angka pengangguran di Kabupaten Bandung masih mencapai 6,36 persen. Ini ironis, mengingat Jawa Barat adalah gudangnya industri,” katanya.
Hidayat menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan BPS untuk mengetahui sensus angka pengangguran setiap empat bulan sekali.
“Melalui pelaksanaan Job Fair ini, Dinas Ketenagakerjaan akan merintis penempatan tenaga kerja antar daerah, agar tenaga kerja dapat terserap di tempat industri yang membutuhkan,” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang