Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siasat Pelaku Edit Foto Asusila Cirebon: Curi Foto, Edit Pakai AI, Sebar dan Jual di Medsos

Kompas.com, 26 Agustus 2025, 10:20 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Reni Susanti

Tim Redaksi


CIREBON, KOMPAS.com - Kasus penyebaran foto asusila yang diedit menggunakan aplikasi kecerdasan buatan (AI) yang diduga dilakukan sejumlah pelajar di Kota Cirebon terus menjadi sorotan.

Korban melalui kuasa hukumnya mengungkap kronologi apa yang dialami. Mereka menjadi korban pencurian, editan pornografi, hingga diperjualbelikan di platform media sosial untuk mendapatkan keuntungan.

Sharmila, kuasa hukum enam korban pelajar siswi ini menyampaikan, awal mula perjuangannya membela para korban ini dilakukan setelah mendapat keluhan rekannya.

Baca juga: Viral Kasus Edit Foto Asusila Aplikasi AI di Cirebon, Korban dan Keluarga Trauma Berat

Sejumlah siswi SMA favorit di Kota Cirebon mengalami peristiwa memilukan. Mereka menjadi korban editan foto asusila yang viral dan diperjualbelikan.

Sharmila kemudian mengadakan pertemuan dengan para korban bersama orang tuanya, dan mendapatkan cerita yang mengagetkan.

Kepada Sharmila, para korban mengungkapkan para terduga pelaku telah mengambil foto para korban secara diam-diam.

Mereka kemudian mengedit menggunakan salah satu aplikasi kecerdasan buatan atau akal imitasi.

Baca juga: Modus Bujuk Rayu dengan Uang, Bapak di Ponorogo Lakukan Tindak Asusila terhadap Anak di Bawah Umur

Korban tak kuasa melihat foto wajahnya yang sebelumnya menggunakan pakaian sopan, diedit menjadi foto wajahnya dengan badan tanpa busana. Sebagian foto benar benar tanpa busana, sebagian lainnya diedit menggunakan pakaian dalam.

"Meminta bantuan pada saya, bahwa ada beberapa anak perempuan di sekolah favorit, menjadi korban editan foto, jadi ambil wajahnya lalu ditempelkan pada foto tanpa busana, entah itu atasannya saja. Atau keseluruhan badan, atau cuma pakaian dalam," kata Sharmila saat ditemui Kompas.com di depan Polres Cirebon Kota, pada Senin (26/8/2025) malam.

Sharmila menyebut, kasus editan foto ini menimpa sekitar 10 orang anak, yang diduga dilakukan oleh tiga orang pelaku anak.

Korban dan pelaku ini adalah teman satu sekolah saat duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang kini sudah duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA).

Berdasarkan informasi yang dia terima, terduga pelaku yang terlibat berjumlah tiga orang antara lain, AB, I, dan V. Ketiganya diduga telah mengambil, mengedit, menyebar hingga memperjualbelikan di aplikasi Instagram.

"Dari ketiganya ada yang kasih tau edit pakai aplikasi tertentu, kemudian ada yang mengedit. Kami menduga itu sudah diperjualbelikan, kami sudah ada beberapa bukti foto itu diperjualbelikan di Instagram, di telegram, saya ga tahu siapa yang menjual 20 foto seharga Rp 50 ribu," kata Sharmila.

Menurut korban dan orangtuanya, tindakan ini sudah sangat keterlaluan. Mereka melanjutkan kasus ini ke ranah hukum dengan melaporkan dugaan tindak pidana berupa pornografi dan UU ITE.

Kasat Reskrim Polres Cirebon Kota, AKP Fajrie Ameli Putra, menerangkan laporan dari beberapa kuasa hukum sudah diterima. Sebagian masih berusaha melengkapi berkas, sebagian sudah menunjukan foto foto yang diedit tersebut.

"Kalau foto yang diedit itu sudah sempat ditunjukkan ke kami, kalau dari beberapa korban udah ada yang bisa menunjukkan dan sudah bisa kita proses. Itu ya diambilnya wajah-wajah rekan-rekan korban, dipakai dengan badan ataupun postur yang berbeda yang mengarah ke pornografi," kata Fajri saat ditemui Kompas.com Senin (25/8/2025) malam.

Dalam kasus ini, Fajri melakukan respons cepat dengan menampung semua informasi termasuk juga memeriksa terduga terlapor.

Namun, soal jumlah orang serta bagaimana cara dan proses mereka melakukan tindakan tersebut masih perlu didalami lebih lanjut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Pakar ITB Ingatkan Pemerintah Lakukan Pemodelan Banjir yang Akurat Sebelum Relokasi Warga
Bandung
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Ratusan Siswa di Bogor Sumbang Uang, Mukena, hingga Lilin bagi Korban Bencana Aceh dan Sumatera
Bandung
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Kepsek SD Tasikmalaya Diduga Cabuli 5 Remaja Putri Dalam Kamar Hotel di Pangandaran
Bandung
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Polisi Tangkap Oknum Kades di Jatinangor karena Sabu, Jalani Rehab di Lido 6 Bulan
Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Menko AHY Tinjau Langsung Pembangunan Flyover Nurtanio Bandung
Bandung
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Dedi Mulyadi Pulangkan 47 Warga, 25 Lainnya Masih Terjebak di Takengon Aceh
Bandung
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Puluhan Pengajuan Izin Perumahan di Cimahi Disetop, Pemkot Tunggu Kajian Lingkungan
Bandung
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Ujaran Kebencian Streamer Viral, Polda Jabar Tetap Proses meski Pelaku Sudah Minta Maaf
Bandung
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Libur Natal dan Tahun Baru, Jalur Puncak Bogor Pakai Skema Buka-Tutup
Bandung
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
REI Jabar soal SE Dedi Mulyadi Moratorium Izin Perumahan: Mohon Dikaji Ulang...
Bandung
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Relokasi Korban Longsor Arjasari, Bupati Bandung Biayai Sewa Kontrakan 3 Bulan
Bandung
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Wagub Jabar Desak Polisi Tangkap Streamer Pelaku Dugaan Ujaran Kebencian
Bandung
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Dugaan Ujaran Kebencian oleh Streamer, Polda Jabar: Kami Sudah Profiling Akun Pelaku
Bandung
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Pakan Satwa Bandung Zoo Menipis, Karyawan Galang Donasi di Pinggir Jalan
Bandung
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Terminal Cicaheum Akan Jadi Depo BRT, Pemkot Bandung Desak Kemenhub Sosialisasi
Bandung
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau