Editor
BANDUNG, KOMPAS.com – Wisuda Institut Teknologi Bandung (ITB) sedikit berbeda tahun ini. Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Tatacipta Dirgantara mengajak wisudawan dan orangtua mahasiswa untuk berdoa.
“Kami turut mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Affan Kurniawan,” ujar Tatacipta di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, Jalan Tamansari, Bandung, Sabtu (29/8/2025).
Affan merupakan driver ojek online yang meninggal dalam kericuhan demo di Jakarta. Tata mengaku prihatin dengan kejadian tersebut dan mengajak seluruh peserta wisuda berdoa agar situasi segera pulih.
Tatacipta pun memberikan seruan agar aksi demo berjalan tertib dan damai. Saat rektor meminta semua berdoa, Gedung Sabuga pun menjadi hening.
Baca juga: Tak Cukup Ijazah, Lulusan ITB Kini Harus Miliki Sertifikasi Profesi?
ITB menyelenggarakan wisuda ketiga tahun akademik (TA) 2024/2025 pada Jumat-Minggu (29–31/8/2025) di Sabuga ITB, Jalan Tamansari, Bandung. Pada periode ini, ITB mewisuda 2.727 wisudawan dari jenjang sarjana, magister, dan doktor.
Jumlah tersebut terdiri atas 1.525 wisudawan program sarjana, 1.062 wisudawan program magister, dan 140 wisudawan program doktor.
Dari keseluruhan lulusan, tercatat 98 wisudawan lulus dengan predikat summa cum laude, 155 wisudawan dengan predikat magna cum laude, serta 505 wisudawan dengan predikat cum laude.
Rektor menjelaskan, tujuan pendidikan bukan sekadar melahirkan orang pandai, melainkan membentuk manusia yang merdeka.
Ia menganalogikan ilmu pengetahuan sebagai pohon muda yang tumbuh kokoh, memberi teduh, oksigen, serta buah yang bermanfaat bagi kehidupan di sekitarnya.
Rektor pun mengingatkan pentingnya integritas dan karakter dalam mengiringi ilmu pengetahuan. Ia mengutip pesan Bung Karno dan Mohammad Hatta bahwa pembangunan bangsa harus berlandaskan pembangunan karakter yang kuat.
“Kejujuran dan integritas adalah fondasi agar ilmu dan kemampuan benar-benar bermakna. Indonesia menanti karya-karya terbaikmu,” ujarnya.
Tata berharap, seluruh lulusan ITB terus berkontribusi bagi bangsa.
“Bangsa ini akan besar, bermartabat, dan jaya jika dibangun di atas karakter yang kokoh dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi,” ungkapnya.
Sementara itu, sambutan perwakilan wisudawan disampaikan oleh Ibnu Hafiz Satria, dari Program Studi Teknik Perminyakan, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) ITB.
Ibnu menyatakan, pendidikan adalah investasi terbaik untuk masa depan.
Ia berbagi kisah bagaimana motivasi kecil sejak masa sekolah hingga pengalaman hidup di Provinsi Riau, daerah penghasil minyak terbesar di Indonesia, telah mendorongnya berjuang menempuh studi di ITB.
“Alhamdulillah, berkat doa kedua orang tua dan bantuan dari semua pihak, proses mencari jawaban tersebut telah usai di dunia perkuliahan. Kini tiba waktunya untuk melanjutkan pencarian jawaban di fase kehidupan berikutnya,” ungkapnya.
Dalam sambutannya, Ibnu juga mengajak rekan-rekan wisudawan untuk terus menjaga integritas, berkontribusi nyata di tengah masyarakat, serta menjadi duta almamater ITB di manapun berada.
“Wahai Putra Putri terbaik Bangsa, kini tak ada lagi datang pagi untuk duduk di kelas, buka catatan, dengar perkuliahan. Bangunlah! Tugas mulia telah menanti kita semua. Jadilah insan yang bukan hanya mengejar kesuksesan pribadi, namun dapat membawa manfaat yang besar bagi masyarakat,” pesannya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang